Minggu, 22 April 2012

Bahwa wanita itu berisik.... (review film Bridesmaid)


Setelah membahas kehidupan wanita yang kurang beruntung, saya mencoba menonton film yang bercerita tentang kumpulan wanita yang hidupnya sudah sama bebasnya dengan para prianya, Bridesmaid!. Awalnya saya kurang menyukai film ini, dan berhenti di 1/3 alur film, karena tidak tahan melihat "hahahihi" kumpulan wanita yang tak bisa saya mengerti. Setelah film ini mendapat pengakuan, dengan mengumpulkan banyak nominasi di banyak festival film, saya berfikiran untuk  melanjutkan 2/3 sisa film ini, mencari tahu apa yang hendak disampaikan film ini.

Kehidupan Annie (Kristen wig) memasuki masa-masa gelap. Di pertengahan usia 30 tahunan, wanita, ini mengalami kebangkrutan, Usaha toko kue yang dirintisnya bersama sang pacar bangkrut, dan menghabiskan seluruh simpanannya,  berikut perginya sang pacar. Untuk menopang ekonominya, dia bekerja sebagai pelayan toko perhiasan, yang ternyata juga tak berumur lama. Annie dipecat karena terlibat pertengkaran dengan customernya. Ekonomi yang makin memburuk membuat Annie terdepak dari apartemennya, dan kembali tinggal dengan sang ibu. Untuk urusan asmara tak kalah suram, dia menjalani hubungan tanpa status dengan pria yang suka memuja dirinya sendiri, Ted (John Hamm). Alih – alih akan memulai hubungan baru, Annie justru mematahkan hati seorang polisi Natahn rodes (Chris O’dowd). Satu – satunya sumber kebahagiaannya, bagi Annie adalah sahabatnya, Liliian (Maya Rudolph) yang akan menikah . Gak di timur gak di barat pernikahan seperti mengucapkan salam perpisahan kepada teman-teman singlenya, dan ini membuat Annie makin frustasi… dan makin mengacaukan hidupnya.

Annie & Lillian
Dalam proses pernikahan Liliian, Annie diminta untuk menjadi bridesmaid bersama 4 wanita lainnya, Saudara sepupu Lillian yang sinis Rita (Wendi McLendon-Covey), Becca (Ellie Kemper), Calon adik ipar Lillian Megan (Melissa McCarthy) yang “liar” dan si perfeksionis Helen (Rose Byrne) yang merupakan istri dari bos calon suami Lillian.  Film bergulir dari satu scene ke scene lain menggambarkan obrolan 6 wanita merencanakan rangkaian pesta pernikahan, membuat kepalaku jadi pusing. Bukan film komedi jika semua rencana berjalan mulus, simak saat mereka melakukan “fitting” baju di tempat yang sangat mahal dikacaukan oleh peristiwa keracunan makanan dengan adegan yang sangat menganggu. Kekacauan juga terjadi pada saat mereka harus diturunkan dari pesawat yang akan membawa mereka ke Vegas untuk bachelor party. Terdapat persaingan antara Annie, dan Helen untuk menjadi yang teristimewa dalam squad bridesmaid ini Si Helen berkali – kali menyerobot ide Annie, terlebih didukung keuangan Helen yang memang jauh lebih beruntung dibanding Annie. Puncak kemarahan Annie terhadap Helen ditumpahkan ke Lillian saat prosesi “Shower”, yang akhirnya memutus persahabatan mereka. Sempurna untuk rangkaian ketidak beruntungan Annie dengan tidak punya teman.

Saat pria bukan menjadi pesaing, saat system dan etika menempatkan para wanita sama tinggi dengan pria, ternyata para wanita ini bersaing dengan sesamanya. Memang sifat dasar manusia untuk mendapat pengakuan menjadi yang terbaik dalam status maupun apapun yang dimilki (keluarga, harta, teman, karir, anak, dll). Menentang system persaingan ini pun tak ada gunanya, malah menunjukkan betapa menyedihkannya kita.

Becca, Megan & Rita
Saya akui, scenario film ini tampil cukup baik, sang penulis scenario yang juga aktris utama di film ini, Kristen wig menampilkan kehidupan wanita dipertengahan 30 an dengan sangat jujur. Para pemain bermain cukup apik. Walau banyak nilai plus tetapi tetap saja saya kesulitan menikmati film ini, terlebih di bagian “women talk”. Ocehan 6 wanita ini serasa sangat menganggu (dalam artian berisik), menimbulkan pertanyaan kok bisa ya ada yang tahan punya istri banyak?, mendengar 6 wanita mengekspresikan pendapatnya secara bebas saja buat pusing..… ups itu bedanya dengan kumpulan wanita yang dipoligami.

Nilai : 2 dari nilai max 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar