Minggu, 08 Juni 2014

Maleficent; Sisi Lain Dongeng Putri Tidur

Pada dasarnya kita semua itu terlahir sebagai orang baik. Saat lingkungan merubah kita menjadi seuatu yang jahat, akan ada sisi baik yang akan masih tertinggal dari diri kita tuk membawa kita kembali menjadi orang baik. Ini bukan sebuah khotbah, Saya hanya mengingatkan sebuah pola yang dilupakan dongeng masa kecil kita. Coba ingat kembali hampir semua dongeng (bahkan banyak film sampai saat ini) menghadirkan suatu tokoh dengan sifat karakter hitam-putih. Sang protagonis digambarkan manusia yang sangat baik tanpa cela bak malaikat, dan sang tokoh antagonis digambarkan sangat jahat bak iblis.

Saya adalah salah satu penggemar "Wicked" yang menghadirkan sisi lain dari cerita film "The Wizard of Oz". Di "Wicked" mereka menceritakan kembali bahwa sang penyihir jahat yang diceritakan film "The Wizard of Oz" adalah korban judgement masyarakat hanya karena dia tampak berbeda, dan dimana tokoh sang penyihir baik adalah seorang baik yang sangat naif. Lalu ketika saya mendengar project disney untuk membuat The untold story dongeng "Sleeping beauty" (1959) dengan menceritakan sisi lain sang penyihir jahat, saya sudah berfikir akan mendapat sensasi yang sama seperti saat saya menyaksikan "Wicked". Di "Sleeping beauty" kita tahu seorang penyihir jahat yang memberikan kutukan ke seorang putri cantik tak berdosa hanya karena dia tidak diundang di sebuah pesta kerajaan.... tapi Maleficient meluruskan kisah ini.

Maleficent (Angelina Jolie) adalah seorang peri dari dunia yang indah dan misterius bernama Moors. Dunia Moors dihuni oleh mahkluk-mahkluk unik dengan berbagai keajaibannya. Walau punya banyak mahkluk unik yang beragam, dikisahkan kehidupan antar mahkluk di dunia Moors sangat damai. Kuncinya : mahkluk-mahkluk ini hidup saling percaya (sindiran untuk para penentang prularisme) hingga mereka tidak memerlukan seorang raja untuk mengatur kehidupan mereka. Masalahnya, dunia mereka berbatasan langsung dengan kerajaan manusia. Sang raja King henry (Kenneth cranham) sangat berambisi menyerang dan menguasai dunia Moors, tetapi kesaktian mahkluk Moors dibawah komando Maleficent yang sakti, dengan sayapnya yang kuat bisa mematahkan serangan pasukan raja.

Lain cerita, Maleficent kecil (Elle purnel) bersahabat dengan seorang bocah laki-laki yatim piatu bernama Stefan. Saat mereka dewasa hubungan mereka pun berlanjut menjadi suatu hubungan yang spesial. Maleficent merasa Stefan adalah cinta sejatinya saat dia mendapatkan ciuman pertamanya dari Stefan. Lalu ambisi Stefan (Sharlto copley) untuk menjadi raja merusak segalanya. Stefan memotong sayap Maleficent untuk memenuhi syarat menjadi penerus tahta King Henry.

Tak hanya menjadi raja, Stefan menikahi Leila (Hannah new) putri raja. Hal ini membuat Maleficent marah besar dan membangkitkan sisi jahat di dalam dirinya. Sebagai pengganti sayap, Maleficent yang tidak bisa terbang mengangkat seorang gagak (Sam riley) untuk menjadi mata-matanya di kerajaan Stefan. Hidup Maleficent berubah, dia mengisi hidupnya untuk balas dendam. Maleficent lalu membuat kerajaan di dunia Moors dan mengangkat dirinya sebagai Raja. Rencana balas dendamnya dimulai saat dia mendatangi pesta pembastisan putri pertama King Stefan.

Di bagian ini tentunya para penggemar dongeng putri tidur sudah sangat akrab, Maleficent mengutuk sang putri Aurora untuk tertidur saat dia berumur 16 tahun dan baru bangun setelah mendapat ciuman dari cinta sejatinya. Sebuah syarat yang diyakini Maleficent tidak ada. Alih-alih menyelamatkan putrinya, Sang raja justru memperkuat pasukannya untuk bisa menyerang kerajaan Moors. Sedangkan sang putri Aurora di serahkan kepada ketiga peri dari Moors Knotgras (Imelda stauton), Thistlewit (Juno Temple), dan Flittle (Lesley Manville) yang menyembunyikan Aurora di sebuah hutan. Dari sini cerita berkembang menjadi aneh.
Princess Aurora : I know you're there. Don't be afraid.
Maleficent : I'm not afraid.
Princess Aurora : Then come out.
Maleficent : Then you'll be afraid.
Maleficent pun menghabiskan 15 tahun hidupnya untuk memantau kehidupan Aurora. Sayangnya (atau untungnya) ketidak kompetenan ketiga peri penjaga Aurora dalam mengurus anak, membuat Maleficent berkali-kali harus menyelamatkan Aurora kecil. Lambat laun Maleficent bagai peri pelindung bagi Aurora, dan dendam Maleficent ke Aurora (Elle fanning) pun luluh. Maleficent melindungi Aurora seperti seorang ibu yang melindungi anaknya sendiri. Sayangnya dia tidak mampu mematahkan kutukannya, hingga hari kutukan itu tiba... Sebuah twist ending yang seharusnya bisa lebih segar disampaikan tanpa naga, bahkan saya merasa tidak perlu menceritakan sang pangeran dalam dongeng itu

Film Maleficent punya premis yang sempurna, mereka berhasil membuat sudut pandang yang membuat kita berpandangan berbeda terhadap kisah klasik "Sleeping Beauty". Angelina Jolie juga patut diacungi jempol dalam menghidupkan karakter Maleficent. Dia berhasil membawakan karakter yang misterius, dingin, terlihat tangguh dan bengis tapi punya hati lembut yang kemudian rapuh karena sebuah pengkhianatan cinta. Walau punya 2 komponen (Premis & Jolie) yang bagus Film "Maleficent" gagal mengembangkan kekuatannya.

Film ini seharusnya bisa lebih fokus lagi menghadirkan transformasi Maleficent dari seorang periang menjadi seseorang yang penuh dendam, kemudian kembali menemukan dirinya yang dulu saat Aurora hadir. Jika berhasil, sangat mungkin Jolie melenggang ke pertarungan "best actress" tahun depan. Alih-alih menggali kekuatan akting Jolie, film ini sibuk bercerita banyak hal yang tak penting, dan skenario yang ditulis Linda Woolverton pun makin menguatkan ketidakkonsistenan alur cerita di film ini. 

Sang Sutradara Robert Stomberg pun terlihat tak begitu kreatif, banyak scene yang tampak megah saat diceritakan tapi terlihat biasa saja di film ini. Ketiga peri yang seharusnya jadi penyegar, menjadi suatu hal yang mengganggu. Keindahan dunia Moors yang misterius pun hadir hanya sebagai kata-kata, tak tampak lagi kejaiban dunia gelap yang dihadirkan Stomberg di film Alice in wonderland atau "Oz; The great and powerful".

Selain Premis dan Jolie, Score music yang dihadirkan James Newton howard menjadi "faktor penyelamat" film ini. James berhasil menghadirkan nuansa gelap dan magis di film ini dari musiknya. Nilai positif ditambah saat Lana del ray sukses menghadirkan kembali soundtrack film sleeping beauty "Once upon a dream" menjadi lebih gelap.

Nilai : 2.5/5