Rabu, 30 Oktober 2013

Adu seram : Mama Vs The Conjuring Vs Insidious Chapter 2


 
Tahun ini sudah ada 3 film horor yang sukses membuat saya berteriak macho di dalam bioskop, yaitu Mama (Januari 2013), The Conjuring (Agustus 2013) dan Insidious chapter 2 (September 2013). Persamaan dari ketiga film ini adalah penggunaan resep horor klasik, yang menakuti dan meneror penonton dengan sound effect, acting, alur cerita, sinematografi, dan editing. Berbeda dengan horor modern, Horror klasik minim adegan berdarah -darah seperti halnya film Saw, Friday the 13th, Cabin in the wood, dll. Resep horror klasik ini makin naik daun setelah film Insidious menangguk kesuksesan di box office tahun lalu.
       

Mama, merupakan debut layar lebar perdana sutradara Andres Muschietti. Film Mama ini adalah versi panjang dari film pendek buatan Andres berjudul sama. Film ini diback-up penuh oleh spesialis horror Guilermo del torro. Sedangkan Film The Conjuring & Insidious chapter 2 dibesut oleh sutradara kelahiran Malaysia, James wan (Cc: GoodNewsFromMalaysia), yang sebelumnya sukses dengan franchise film Saw.
 

REVIEW MAMA

Dr dreyfuss & Victoria
Setelah mengalami serentetan kejadian penculikan & upaya pembunuhan yang dilakukan sang ayah, dua gadis cilik, Victoria (Megan charpenter) & Lily (Isabelle nelisse) diselamatkan & diasuh oleh sebuah arwah penasaran dalam sebuah rumah terpencil dalam hutan (bukan… ini bukan cabin in the wood).  Setelah 5 tahun  mereka ditemukan oleh sang paman, Jeffry (Nikola costr-waldau).

Victoria & Lily ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan, mereka lupa cara berkomunikasi dengan manusia, berjalan dengan merangkak, dan takut akan sentuhan manusia. Jeffrey dibantu oleh sang istri, Anabelle (Jessica Chastain) dan seorang psikiater Dr. Dreyfuss (Daniel kash), berupaya memulihkan kondisi kedua keponakannya.
Hingga mereka menyadari kehadiran sosok arwah jahat bersama 2 keponakan mereka. Terapi pemulihan Victoria & lily pun berubah menjadi teror horor, karena arwah penasaran yang disebut “Mama” ini adalah wanita sakit jiwa yang punya sifat cemburu & posesip berlebihan. “Mama” tak rela Victoria & Lily disayangi oleh orang lain, dan membunuh siapapun yang menghalanginya.
  

REVIEW THE CONJURING

Warren dengan 3 langkah teror hantu
Berkisah seputar keluarga  Roger & Carolyn perron (Ron livingston & Lily taylor)  dengan 5 putrinya Andrea (Shanley caswell) , Nancy (Haylay McFarland) , Christine (Joey king), Cindy (Mackenzie foy), dan April (Kyla deaver) yang memulai hidup di rumah baru mereka. Tanpa disadari, rumah baru mereka ini adalah rumah tua yang dihuni arwah seorang penyihir yang berupaya merasuki wanita-wanita yang tinggal dirumah itu untuk mendapatkan tumbal. Kejadian aneh kecil dalam rumah mereka lambat laun menjadi terror yang mengusik kehidupan mereka, hingga mereka merasa perlu meminta bantuan pengusir hantu.

Berpararel dengan itu, dikisahkan aksi sepasang suami istri pengusir hantu Ed & Loarine Warren (Patrick Wilson & Vera farmiga)  dalam mengusir hantu. Mereka melakukan pekerjaanya dengan amat professional, dan berupaya mengilmiahkan kasus - kasus yang dihadapi,  mulai dari terror hantu (sungguhan) seperti hantu boneka Anabele, hingga teror akibat ketakutan berlebihan. Sebuah kuliah tamu di sebuah universitas, menghantarkan Ed & Loaraine ke kasus rumah keluarga Perron. 

REVIEW INSIDIOUS CHAPTER 2

Film ini dimulai tepat setelah Insidious pertama berakhir. kematian sang paranormal Ellise (Lin shayne), serta trauma teror membuat Josh lambert (Patrick wilson...lagi) membawa keluarganya pindah ke rumah ibu josh, Loraine (Barbara hersey). Alih-alih pulih, mereka mulai mendapat teror baru, mulai dari Renai, istri josh (Rose byrne) yang mendengar dentingan piano lagu suaminya (spoiler : yang ternyata kode) hingga dia "digampar" seorang arwah wanita, hingga anak- anak josh yang mencurigai bahwa josh di rumah tersebut bukan ayah mereka.
Loraine diam-diam menghubungi paranormal-paranormal yang pernah membantu Josh di masa kecil. Sama seperti putranya, Josh pun punya masalah yang sama dengan putranya yang suka meninggakan raganya. Tak tanggung- tanggung gerombolan paranormal ini pun menghadirkan arwah Ellise untuk membantu mereka mengungkap siapa wanita yang meneror keluarga Josh.
 

INTENSITAS HOROR
Bagi yang terbiasa melihat horror modern yang "berdarah-darah", The Conjuring, Mama dan Insidious chapter 2 akan tampak biasa saja. Seram itu memang relatif dan sangat subyektif, tetapi jika disuruh memilih antara 3 film tersebut, maka saya akan memilih The Conjuring sebagai film terseram. 

Di bagian awal film, Mama sudah cukup solid meneror kita, akan tetapi eksploitasi berlebihan arwah mama yang terlalu sering muncul membuat saya mencapai titik jenuh sebelum akhir cerita. Terlebih, sosok CGI Mama benar-benar membuat anti klimaks.
Mama dancing, sure?

Urusan meramu horor, James wan tampil lebih unggul terutama saat menghadirkan The conjuring. Dia bisa menggiring kita, dari hal - hal remeh, diselipi keanehan kecil, pelan - pelan berubah menjadi teror yang bisa membuat kita berteriak ketakutan (atau kaget). Simak bagaimana permainan petak umpet dengan tepuk tangan, bisa berubah menjadi sebuah trauma horor, atau simak bagaimana dia bisa membuat kita selalu memastikan lemari kamar dalam kondisi tertutup, dan semua pasti tidak akan melupakan adegan horror ini :

 

 ups.... salah, maksudku adegan ini :

 



Berbeda dengan The conjuring, Insidious chapter 2 hadir tanpa pemanasan. Merasa sudah teralu banyak fair play teror di chapter yang pertama, Insidious chapter 2 hadir dengan teror di menit pertama. Beberapa orang yang tidak melihat chapter pertamanya mungkin akan merasa terlalu berat dengan teror ini. Berbeda dengan The conjuring, teriakan yang muncul akibat menonton Insidious chapter 2 lebih banyak disebabkan karena kaget dibanding karena takut. 

KUALITAS FILM

Dari segi cerita, The Conjuring tampil lebih rapi dan punya plot yang lebih “kaya” . Keunggulan The Conjuring karena sumber cerita bukan pada satu kaus teror, tetapi  pada aksi dua ghostbuster. Hal ini memungkinkan si penulis memasukkan banyak sub plot yang dan menambah intensitas horror utama film. 
Insidious chapter 2 masih tampil apik, walau plot yang ada tidak sekaya the conjuring. bagian terbaik saat Insidious chapter 2 berupaya berkoneksi dengan film pertamanya, juga saat dia menjadikan adegan pembuka film sebagai jawaban klimaks film.
Dibandingkan 2 film pesaingnya, Mama tampil lebih lemah dari segi plot & alur cerita. Mama yang merupakan versi panjang dari sebuah film pendek, justru nyaris gagal saat memasukkan plot tambahan (seperti adanya karakter bibi jane, mimpi Jeffrey, aksi Dr. dreyfuss yang kadang membingungkan dll). 
  

Anabelle with Victoria & lily
Dari segi akting, Mama beruntung punya Jessica Chastain yang sukses mentransformasikan Anabele (bukan bonekanya conjuring loh) dari anak band menjadi seorang ibu yang berjuang mempertahankan keluarganya. Duo actris cilik Victoria & Lily juga tampil pas. 
Apa yang ada di film Mama dari segi akting, dimiliki berlipat oleh film The Conjuring. Ada dua sosok mama yang berbeda karakter yang tampil sangat meyakinkan (Lily taylor & Vera farmiga), dan 6 anak kecil yang berhasil membuat kita melihat terror dari mata mereka. Pengalaman di Conjuring ini, dibawa James wan dengan menghadirkan cast Insidious chapter 2 lebih cemerlang dibanding seri pertamanya.
  

Dari segi pendapatan. The conjuring lebih beruntung, karena punya jadwal edar di musim panas. film berbudged US$ 20 ini mengumpulkan lebih dari US$ 300 juta dari seluruh dunia. Mama dengan yang dibuat dengan budged US$ 15 juta, menghasilkan lebih US$ 145 juta dari seluruh dunia. Insidious chapter 2 dibuat dengan budged lebih minimal US$ 5 juta, menghasilkan lebih dari US$ 137 juta


Nilai (Max 5):

Mama : 2,5
The Conjuring : 3,5
Insidious chapter 2 : 3