Senin, 29 April 2013

“Pee Mak” – Contoh bagaimana seharusnya horor komedi dibuat

Poster film ini simple tapi menyampaikan keseluruhan film
Kemampuan filmmaker Thailand untuk membuat horror sudah tidak perlu diragukan lagi, Bahkan Hollywood sudah membuat remake film horror Thailand. Untuk genre drama – komedi sebenarnya film Thailand tak jauh beda dengan Indonesia, walau akhir-akhir ini mereka sudah mulai menunjukan tajinya seperti di film Bangkok love story, hello stranger, seven something, dll. Bagaimana jika mereka mengkolaborasikan horror – komedi ?, hasilnya = film Pee mak sebuah box office sepanjang masa!
 
Pee mak bercerita tentang seorang pemuda bernama Mak (Mario maurer) dengan 4 sahabatnya yang absurd dan super duper aneh bernama Ter, Aye, Puak dan Sin (please jangan nanya nama panjang mereka, apalagi nama asli…. Susah banget nulis & membacanya). Mereka berusaha menyelamatkan diri dari medan perang, untuk kembali ke rumah, Hingga mereka harus mengantarkan Mak ke istrinya bernama Mae Nak (Daveka hoorne). Rumah Mak ada di sebuah desa terpencil yang dijangkau oleh sebuah sungai. Memasuki desa ini, 5 pemuda ini mulai merasa ada yang aneh, dimana kondisi desa yang sunyi senyap bagaikan desa mati, dan penduduk yang mereka temui pun ketakutan luar biasa.
  
Akhirnya Mak bisa bertemu dengan Mae Nak, istrinya yang ternyata sudah melahirkan bayi laki-laki. Untuk sementara, sampai perang reda 4 sahabat Mak tinggal di seberang rumah Mak-Nak yang dipisahkan sebuah sungai. Cerita lalu bergulir saat 4 sahabat Mak menemukan alasan ketakutan penduduk desa adalah bahwa istri Mak & anaknya adalah seorang hantu!. Cinta Mak ke istri dan anaknya membuat 4 sahabat ini harus memutar otak untuk menyadarkan Mak siapa istri & anaknya sesungguhnya. Itupun mereka lakukan dengan cara kucing-kucingan menghindari Nak yang bisa membunuh mereka semua.
   
juga ada adegan pemuka agama mengusir hantu
Dasar absurd, upaya 4 sekawan sahabata Mak ini justru berujung pada pertanyaan siapa hantu yang sebenarnya dari mereka semua. Sebuah upaya pencarian & pengambilan solusi yang bodoh dan absurd ini menghasilkan perpaduan rasa horror yang mengocok perut. (sumpah lucu bgt!)
  
Film Pee mak adalah parodi film horror dari legenda setan Thailand Nang Nak (semacam kuntilanak/sundel bolongnya Indonesia). Awalnya komedi, cerita & horror film ini sulit saya katakan istimewa. Bukankah film Indonesia juga selalu membuat film horror yang dicampur komedi bodoh, lalu istimewanya film pee mak ada dimana? Biar penilaian saya berimbang, saya lalu mencoba studi banding dengan film horror-komedi terlaris Indonesia tahun lalu berjudul Nenek Gayung & Kakek cangkul, Hasilnya? ….OH MY GOD kualitas horror Indonesia telah jauh terbelakang.
   
Nenek gayung & Kakek cangkul
Produser horror Indonesia seperti hanya berorientasi “untung” dengan mencampurkan semua genre laris (horror – komedi- drama romantic) dengan resep “pokoknya”. Ya pokoknya setan harus keluar tiap 5 menit, pokoknya harus ada adegan konyol entah itu olok-olokan fisik yang sudah basi dan mentertawakan orang yang jatuh, pokoknya harus ada adegan romantis dengan seorang cewek berdada besar dan nanti harus ada adegan tragisnya entah harus berkorelasi atau tidak.
Hasilnya? Tiap lihat setan saya jadi tertawa terbahak-bahak, saya jadi ketakutan saat melihat adegan  orang menangis, dan ngeri tiap melihat adegan komedi. Adegan romantic? Saya jadi horni #eh… keputusan saya tepat tuk antipati duluan, setiap melihat ada film Indonesia bergenre tak fokus ini… Efek selepas menonton film Nenek gayung & Kakek cangkul, membuat film Pee Mak terasa istimew.
 
Dari segi horror, Pee mak menakuti dari suasana yang dibangun, mereka membangun setting desa (yang sebenarnya cukup sederhana), lengkap dengan pasar malam yang menambah kental suasana mencekam ala film sleepy hollow. Dengan setting seperti ini, sang hantu tak perlu susah –susah untuk berkeliling bawa tiker, gayung & cangkul, atau berdandan maksi dengan baju dengan isi tumpah ruah lalu berubah mengerikan (hehehehe you know what I mean) untuk menakuti penonton, hantu di film Pee Mak cukup menakuti dengan tatapan dingin
 
Dari segi komedi, walau masih berputar pada komedi bodoh dan slapstick, tetapi sang penulis dan sutradara bisa membuatnya tampil pas tanpa menurunkan kualitas cerita utama apalagi sampai menurunkan wibawa hantunya. Coba bandingkan dengan wibawa hantu nenek gayung memandikan korbannya … ups!.  
  
Mungkin kunci keberhasilan komedi film ini adalah mereka juga mentertawakan pola umum film horror, film komedi ataupun film pop lainnya. Simak saat mereka protes selalu ada petir menyambar saat mereka menemukan fakta baru, atau simak saat mereka mempertanyakan mengapa mereka tampil konyol atau simak saat mereka mempertanyakan mengapa saat Mak & Nak saling menyebut nama satu sama lain saat akan dipisahkan, atau simak permintaan Mak ke istrinya untuk tidak tampil menakutkan jika mereka tinggal bersama nanti, atau bagaimana mereka mengkritisi tak cocoknya film Hollywood untuk kehidupan keseharian mereka (cukup absurd tapi lucu, saat film bersetting jaman lampau, tetapi mereka bisa mentertawakan Tom cruise, 300, dll).
 
Mak & Mae Nak
Dari segi romantic & drama….  Kebodohan komedi & kengerian tak membuat drama di film ini rusak, walau chemistry 2 peran utamanya (Mario & Daveka) kurang terjalin. Setting horror desa tempat tinggal Mak & Nak, justru berubah menjadi suatu tempat romantis saat mereka berbicara masa depan mereka. Komedi absurd yang ditampilkan mereka ini tidak membuat mereka melupakan faktor “down to earth”. Scene perpisahan Mak & Mae Nak membuat penonton yang duduk dibangku sebelah saya sampai menangis tersedu-sedu (Ibu saya juga suka nangis kalo nonton sinetron).
  
Siapa orang dibalik layar film Pee mak ?  Ada Banjong shutitanakun yang duduk di kursi sutradara, dia menyutradarai film Shutter & Alone lalu ada rumah produksi GTH yang juga gudangnya penghasil film tak biasa seperti Ladda land & The countdown. Bagi yang sudah menikmati film-film itu, pasti setuju ini adalah sebuah kolaborasi dahsyat!
  
Note : Selama film akan ada pemandangan mengaggu, dimana seluruh pemain menghitamkan giginya. Itu adalah kebiasaan orang Thailand pedalaman yang mengunyah buah pinang. KONON kebiasaan ini dilakukan agar gigi mereka lebih kuat (seperti mengunyah daun sirih di Indonesia), sekaligus membedakan mereka dengan hantu yang katanya selalu bergigi putih, tapi hantu di film ini bergigi hitam juga ... hmm

Nilai : 2,5 dari nilai max 5