Sabtu, 21 November 2015

Kisah Cinta dari Kampung Jakarta (Review Film A Copy of My Mind)

Sari (Tara Basro) adalah seorang wanita muda indipenden yang bekerja di sebuah salon murah di Jakarta. Sari menjalankan hidupnya seperti pekerja kelas bawah Jakarta pada umumnya, menghabiskan waktunya di bus-bus reyot yang terjebak macetnya jalanan. Tinggal di kos sempit di antara himpitan gedung-gedung bertingkat, Sari memiliki kebiasaan menonton film dari DVD bajakan yang ia beli setiap pulang dari kantor. Suatu saat kebiasaannya mempertemukannya dengan Alek. 

Alek (Chicco Jericho) adalah seorang pembuat subtitle DVD bajakan. Tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat Sari dan Alek saling jatuh cinta lalu menjalin hubungan. Lalu kita disuguhi kisah romantis terjalin dari gang-gang sempit, pasar kumuh, makanan jalanan di tengah hiruk pikuk musim kampanye pemilihan umum Indonesia. Hingga mereka berdua tak sengaja menemukan video tentang konspirasi politik tingkat atas yang membuat nyawa mereka terancam.

Film ini terpusat tentang bagaimana kita mengenal lebih dekat Sari dan Alek dengan setting yang sangat menarik. Kita diajak melihat potret indah dan realistis dari kesemerawutan diantara kemewahan Jakarta. Lengkap dengan perilaku orang-orang Jakarta, dan juga intrik politik di tengah hiruk pikuk kampanye Indonesia. Tara dan Chicco adalah pilihan yang tepat untuk membawakan karakter Sari dan Alek. Chemistry terjalin kuat untuk menghasilkan sebuah kisah cinta romantis yang boleh saya bilang sangat seksi.



Jika A Copy of My Mind dianggap sebagai film Joko anwar paling ringan itu memang benar. Film ini memang sepertinya berfokus untuk membingkai Jakarta (dan juga Indonesia) pada satu waktu tertentu dan untuk ini, Joko Anwar berhasil. Tetapi, jika berharap mendapatkan suguhan dan mengalami sensasi seperti halnya film-film Joko Anwar sebelumnya, bisa jadi anda akan kecewa.

Rating : 3/5

Jumat, 20 November 2015

Di Balik Stereotipe Wanita Jawa (Review Film Siti)

Film ini cukup unik, hadir dengan format hitam putih dan menggunakan bahasa jawa, Siti lebih membidik festival-festival internasional dari pada tayang di jaringan bioskop Indonesia. Sukses berjalan-jalan di banyak festival film di luar negeri penayangan film ini di tanah air selalu ditunggu para moviefreak Indonesia.

Dalam film (juga di dunia nyata), karakter wanita jawa selalu ditampilkan lemah lembut, pasrah (nriman), setia dan selalu mendukung apapun yang dilakukan suaminya. Melalui film berjudul "Siti" ,produser Ifa isfansyah, sutradara dan penulis skenario Eddie cahyono mencoba mengajak kita untuk melihat lebih dekat dengan karakter wanita jawa.

Film ini menceritakan sehari kehidupan Siti (Sekar sari), seorang istri dari keluarga nelayan miskin di pesisir selatan Yogyakarta. Siti terpaksa menjadi tulang punggung keluarga ketika suaminya, Bagus (Bintang timur) lumpuh karena mengalami kecelakaan di laut. Kecelakaan itu juga turut menghancurkan perahu yang menjadi sumber penghasilan mereka. Siti harus bekerja tak hanya untuk makan sehari-hari, tetapi juga untuk membayar hutang suaminya. Untuk ini dia harus bekerja siang malam sebagai penjual peyek (makanan tradisional jawa) dan juga sebagai pekerja malam di sebuah klub karaoke ilegal. Pekerjaan Siti yang terakhir ini membuat suaminya tidak mau bicara lagi, dan hal ini membuat Siti frustasi.

Siti dan putra semata wayangnya, bagas
Sepanjang film kita diajak melihat dan merasakan beratnya kehidupan Siti. Setelah malam yang berat di tempat kerja, pagi-pagi dia sudah disibukkan mengurus putra semata wayangnya yang bandel juga mengurus suaminya yang lumpuh dan "membencinya". Di antara itu dia masih harus membuat peyek dan kemudian berkeliling menjajakannya bersama sang Ibu mertua. Susahnya menjual makanan tersebut dibalas dengan pemasukan yang tak seberapa. Tak ada waktu untuk fisik Siti beristirahat, dia sudah diserbu berbagai masalah yang pelik.

Alih-alih mengeksploitasi kemalangan hidup Siti, film ini mengajak kita memasuki kehidupan Siti apa adanya. Siti hadir dengan dialog-dialog natural dan dibawakan oleh para pendukungnya dengan pas membuat kita sulit untuk tidak jatuh cinta dengan karakter yang ada di dalam film ini. Tak ada adegan dramatisasi berlebihan, Siti cukup menghadirkan gambar-gambar hitam putih, dengan keheningan dan juga musik yang menyayat untuk membuat penonton kegetiran Siti menjalani hidupnya.


Hingga di suatu titik Siti dihadapkan ke sebuah pilihan, tetap menjalankan kehidupannya yang berat atas nama setia kepada suami yang membencinya ataukah dia harus berkhianat? Selepas anda menyaksikan film ini, anda akan punya pandangan berbeda terhadap sikap "nriman" wanita jawa. Di balik kelemahlembutannya, wanita jawa memliki kekuatan yang lebih besar dari kehidupan wanita indipenden sekalipun.

Rating : 3.5/5

Minggu, 15 November 2015

Agama dan Konspirasi (Review Film 3)

Berbagai adegan kekerasan dan juga aksi terorisme atas nama Agama menjadikan Pemerintah bersikap represif terhadap berbagai kelompok Agama. Dengan alasan yang sama, Masyarakat juga menjadi apatis terhadap Agama. Bagi Pemerintah juga masyarakat Agama hanyalah sebuah parasit yang merusak perdamaian. Hal ini merubah wajah Indonesia, begitu juga merubah kehidupan 3 sahabat kecil bernama Alif, Lam, dan Mim yang tinggal disebuah pondok pesantren.

Kekerasan atas nama agama telah membunuh orang tua Alif, dan tak berapa lama kondisi memaksa pondok pesantren tempat mereka belajar ilmu agama sekaligus tempat mereka memperdalam ilmu bela diri ditutup. Sang guru (Cecep A Rahman) pergi merantau mencari kehidupan baru, hal ini membuat 3 sahabat ini juga memulai kehidupan barunya masing-masing.

Waktu berlalu, di tahun 2036 Indonesia berubah total. Sikap represif Pemerintah terhadap kelompok Agama menjadikan kaum liberal berkuasa. Hal ini membuat ratusan rumah inadah, pondok pesantren ditutup. Sikap apatis masyarakat kepada Agama, juga membuat kaum relijius menjadi kaum yang didiskriminasikan dan dipandang sebelah mata. 

Dendam akan kematian orang tuanya, menjadikan Alif dewasa (Cornelia Sunny) menjadi seorang penegak hukum yang sangat idealis. Dengan alasan untuk menekan kekerasan, para penegak hukum hanya boleh menggunakan peluru karet, membuat ilmu bela diri tangan kosong menjadi hal utama. Di pembukaan film, kita akan disuguhi bagaimana Alif tampil laksana Karakter Rama di film The Raid. Kemampuannya ini menjadikan Alif seorang penegak hukum yang disegani, sayangnya idealismenya menghambat karirnya. Kehidupannya kembali berubah ketika mantan kekasihnya (Prisia nasution) membawanya ke sebuah konspirasi besar

Lam dewasa (Abimana Aryasatya) sukses berkarir dibidang jurnalistik. Bisa dibilang kehidupannya nyairs sempurna, berbagai penghargaan di bidang jurnalistik dia dapat, dia juga punya seorang istri cantik (Tika Bravani) yang selalu mendukungnya, dan seorang putra yang cerdas. Sayangnya karir Lam dalam bahaya, sebagai pemeluk Islam yang taat, membuat pimpinan redaksi tempat lam bekerja khawatir. Masyarakat akan menganggap media Lam tidak obyektif dan tentu saja pemilik modal akan sangat membencinya. Tidak hanya itu, sikap kritis Lam membawa dia menemukan konspirasi besar yang membenturkan penegak hukum dengan kelompok agama. Artinya dia akan melihat 2 sahabatnya Alif dan Mim akan saling bunuh.

Mim dewasa (Agus Kuncoro) tinggal di sebuah pondok pesantren menjalani cita-citanya untuk terus melakukan syiar Agama Islam. Ledakan di sebuah cafe membuat pondok pesantren Mim menjadi target yang dibidik oleh penegak hukum untuk dimusnahkan. Merasa dikhianati, Mim tidak tinggal diam, berbekal ilmu bela dirinya yang tinggi mereka berhadapan dengan sepasukan para penegak hukum sekaligus membawanya ke sebuah konspirasi besar. 

Film 3 dibuka dengan  provokatif. Islam digambarkan sebagai pemicu kekerasan terhadap orang-orang yang dianggap berbeda, serta sebagai pemicu aksi terorisme yang mengganggu perdamaian. Sebuah rangkaian adegan yang mengharuskan film ini membuat peringatan para penonton untuk menonton film ini hingga selesai. Selanjutnya melalui konflik antara Alif, Lam dan Mim, pelan-pelan kita dibawa ke sebuah pertanyaan apakah benar Islam adalah agama yang penuh kekerasan ataua kah mereka hanyalah korban konspirasi?

Cerita konspirasi cukup sering terdengar di sekiar kita, dari obrolan warung kopi, media sosial, hingga ke mimbar Agama. Walau jadi konsumsi sehari-hari, hanya sedikit Film Indonesia yang mengangkatnya sebagai tema. Dari sedikit film yang membawa cerita konspirasi film 3 adalah yang paling berhasil menyampaikannya. Tak hanya punya cerita di atas rata-rata, skenario film 3 juga dipenuhi dialog-dialog aktual menggambarkan berbagai pandangan berbagai kelompok, dari pemeluk Agama konservatif, moderat hingga kaum liberal. 

Berbagai benturan kepentingan kelompok yang berseberangan bisa disampaikan tanpa membuat salah satu kelompok merasa direndahkan. Hingga kita diberi gambaran bahwa konspirasi yang selalu menjadi kambing hitam itu bekerja melalui kebencian dan intoleransi.

Walau bisa dikatakan sebagai salah satu film Indonesia terbaik tahun ini, film 3 bukan hadir tanpa cacat. Kelemahan terbesar film ini ada pada tampilan visualnya. Film 3 begitu berambisi menghadirkan Jakarta di masa depan dengan visual effect yang tampak begitu sangat murahan. Terlebih untuk kita yang telah terbiasa menikmati visual efect film Hollywood. Kelemahan terbesar film 3 bukan menjadi hal yang penting lagi saat di sepanjang film kita dimanjakan action dengan koreo yang apik, cerita dengan twist yang pas, berbagai karakter unik dengan dialog-dialog yang membuat kita merenung akan kondisi saat ini. 

Rating : 3.5/5

Senin, 17 Agustus 2015

Petualangan Religi dan Logika (Review Film Mencari Hilal)

Bagi Pak Mahmud (Deddy Sutomo) hidup adalah bagaimana menjalankan Islam secara kaffah (menyeluruh), dia tidak peduli walaupun itu seperti memegang sebuah bara panas. Dia memilih menjadi pedagang yang islami walaupun dia harus menerima amarah dari rekan-rekan pedagangnya, Dia tetap menjalankan aktivitas dakwahnya walaupun itu membuatnya dijauhi banyak orangnya termasuk oleh putarnya sendiri, Heli (Oka Antara).

Di masa tuanya Pak Mahmud tinggal bersama putrinya, Halida (Erythrina Baskoro) sedangkan Heli memilih meninggalkan rumah dan bekerja sebagai aktivis LSM.

Hingga suatu saat skandal sidang isbat penentuan hilal oleh Pemerintah. Skandal ini membuat masyarakat luas menucing bahwa syariat Islam yang diperjuangkan Pak Mahmud hanyalah kedok untuk mendapatan keuntungan pribadi. Hal ini membuat Pak Mahmud merasa terpanggil. Dia ingin menunjukkan bagaimana proses mencari hilal yang sebenarnya. Lalu dia merencanakan perjalanan napak tilas ke tempat-tempat pengamatan hilal yang pernah ia lakukan puluhan tahun silam bersama-sama teman santrinya

Halida khawatir akan perjalanan ayahnya untuk melihat hilal, mengingat kesehatan ayahnya yang terus menurun. Di saat bersamaan, adiknya, Heli pulang ke rumah untuk membuat paspor demi sebuah proyek penting untuk rakyat Nikaragua. Lalu timbulah kesepakatan, Helida berjanji melancarkan proses paspor jika Heli menemani ayahnya menunaikan perjalanan napak tilasnya atau si kakak yang merupakan petugas imigrasi akan memblokir paspor Heli. Lalu dimulailah perjalanan unik ayah-anak yang tak pernah akur ini.

Tak disangka perjalanan mencari hilal ini tak mudah, Telaga pikir dan Menara Hiro adalah nama tempat yang puluhan tahun sudah berganti nama, tak ada orang tahu dimana tempat itu berada, dan teman-teman Pak Mahmud juga tidak diketahui dimana rimbanya. Proses pencarian makin bertambah sulit saat Pak Mahmud terus berkonflik dengan Heli. Pak Mahmud merasa perjalanannya ini hanyalah membutuhkan niat baik selebihnya Tuhan yang akan membantu mereka menyelesaikannya. Sedangkan Heli merasa perjalanan ini adalah perjalanan sia-sia, baginya jika ada teknologi yang bisa membuat ibadah menjadi mudah mengapa mereka mempersulit diri. Hanya ancaman si kakak yang membuat Heli bertahan mengikuti perjalanan ayahnya.

Lalu perjalanan mereka menjadi sebuah petualangan yang menarik, simak bagaimana mereka diturunkan dari bis hanya karena Pak Mahmud menasehati sopir bus, bagaimana mereka bertemu politisi yang menjual Agama untuk kekuasaan, terjebak di pertikaian atas nama agama, melihat Islam dalam berbagai bentuk, hingga bagaimana jika seorang pendeta adalah kunci mereka untuk menemukan apa yang mereka cari.



Sepanjang film kita akan disuguhi dialog-dialog cerdas yang menggelitik yang merupakan buah dari 3 penulis skenario Salma Aristo, Bagus Bramanti, serta sang sutradara Ismail Basbeth

"Saya percaya Islam adalah agama damai, tapi apakah islam punya jawaban yang tidak akan menyakit hati orang lain di situai seperti ini".
"Mengapa setiap orang merasa paling benar dan merasa paling berhak membuat orang lain benar".
"Mengapa Tuhan mencipatakan kita berbeda-beda? apakah untuk kita berselisih dan saling membunuh?"

Dialog-dialog yang membuat kita merasa tergelitik, tertawa, sekaligus terharu. Ditunjang oleh penampilan gemilang Deddy sutomo dan Oka antara membuat kita tak sadar bahwa kita sedang diceramahi sepanjang film. Film ini berhasil menyampaikan sebuah pesan besar dengan cara sederhana indah dan menyenangkan. 

Jika ada yang mengatakan kemiripin tema film ini dengan film Perancis Le Grand Voyage, saya pastikan selepas menonton film mencari hilal, kita akan mendapatkan pengalaman berbeda dibanding saat kita menonton Le Grand Voyage. Mencari Hilal lebih dekat dengan kita dengan potret yang realistis tentang berbagai wajah orang beragama di Indonesia. 

Lalu bagaimana 2 orang yang keras kepala serta berbeda pandangan dan keyakinan sampai pada titik untuk berhenti saling menjatuhkan agar bisa sampai ke tujuan mereka masing-masing, mengingatkan kita bagaimana menyikapi orang-orang dengan keyakinan yang berbeda.

Rating : 3.5/5

Kamis, 28 Mei 2015

89 Menit Rasa 7 Hari (Review Film 7 Hari Menembus Waktu)

Suatu waktu, Saya pergi ke bioskop dan memilih 1 buah film secara random untuk saya tonton. Dengan alasan "memiliki waktu tayang yang tak membuat saya menunggu terlalu lama" maka saya putuskan untuk memilih film 7 hari menembus waktu. Saya tak pernah mengetahui jenis film seperti apa yang saya tonton ini, tapi entah mengapa saya memiliki perasaan buruk begitu memasuki ruangan bioskop.

... dan perasaan buruk saya pun terwujud saat di layar muncul nama sang sutradara : Nayato Fio Nuala. 

FIlm 7 Hari menembus waktu bercerita tentang Marisa (Anjani Dina) seorang gadis semata wayang pengusaha kaya raya yang selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan. Alhasil, Marisa menjadi seorang gadis SMA yang manja dan bertingkah sangat menjengkelkan. 

Cerita berlanjut saat Marisa menemukan sebuah lukisan di lorong sekolah SMA (naruh lukisan di lorong sekolah, apa gak takut dicoret-coret anak SMA ya?) lengkap dengan judul lukisan dan khasiatnya (minus siapa yang melukis). Lukisan ini membawa Marisa ke tahun 1994. Sebagai generasi 2015, Marisa terkejut dan bingung melihat becak tahun 1994, sama bingungnya seperti saya melihat seseorang pemuda SMA yang akan bunuh diri di tangga penyeberangan yang ramai.

Lalu munculah sebuah misi untuk Marisa agar bisa kembali ke masa depan dan dimulailah petualangan si gadis manja untuk menolong si korban bully, William (Teuku Rasya) untuk mendapatkan gadis impiannya, menjadi pemberani dan membantu dia beradamai dengan tantenya. Jangan terlalu banyak bertanya mengapa pada rentetan adegan-adegan nan absurd di sepanjang film ini, karena seperti kata Marisa, itu akan mengurangi keasyikan dalam menonton film. 

Para cast film ini tampak bagai sebuah orchestra yang tampil tanpa dirigen. Untuk bisa kompak mereka menampilkan karakter klise yang nyaris sama. Perhatian saya tertuju pada tokoh utama film ini : Anjani dina. Dia berhasil mengeksekusi keinginan sang sutradara untuk membuat sang penonton merasa sebal dengan karakter Marisa. Saking bagusnya eksekusi ini, kita juga merasa sebal dengan semua tokoh yang ada di dalam layar. Tak hanya itu, Marisa berhasil menangkap apa yang penonton rasakan sepanjang film, yang dia ungkapkan untuk tahun 1994 : Membosankan! Saya sampai berkali-kali melirik ke jam untuk memastikan durasi film ini tak lebih dari 89 menit bukan 7 hari.

Rating : 0/5

Senin, 13 April 2015

Kisah Dalam Secangkir Kopi (Review Film Filosofi Kopi)

Sering kali saya memilih bioskop untuk mengusir kesepian. Saya sering membayangkan, jika bioskop adalah kedai kopi, maka film adalah cerita dari seorang teman yang menemani kita. Dia memberikan sebuah cerita seru yang menghibur, menginspirasi atau sekedar agar kita bisa mengatakan "saya merasakan itu juga". Bioskop selalu memberikan atmosfir yang baik untuk kita terus mendengar cerita dari seorang teman walau kadang cerita tersebut gagal tersampaikan dengan baik. Begitu juga kedai kopi yang baik, dia lebih memilih menyajikan kopi yang enak tanpa fasilitas wifi, agar gadged kita tak bisa mendistraksi cerita yang disampaikan oleh seorang teman. Di film filosofi kopi, tidak ada yang bisa mendistraksi anda dari cerita yang disampaikan oleh sutradara Anga dwimas sasongko ini.

Film ini bercerita tentang 2 orang sahabat yang menjalankan bisnis kedai kopi yang bernama filosofi kopi. Jody (Rio dewanto) menyulap toko kelontong warisan bapaknya menjadi sebuah kedai kopi, sedangkan saudara angkatnya sekaligus sahabatnya Ben (Chico jericho) yang menjadi barista di kedai kopi tersebut. Jody dan Ben memiliki sifat yang bertolak belakang. Jody terkesan kaku, serius, dan ingin menjalankan segala sesuatunya sesuai planning. Sedangkan Ben menjalani hidupnya dengan lebih santai, menganggap segalanya akan baik-baik saja,berani mengambil resiko, tapi idealis dan keras kepala.

Ben adalah seorang barista handal, kopi racikannya menjadi favorit banyak orang. Sebenarnya kedai kopi mereka sudah berjalan cukup baik, akan tetapi hutang ayah Jody yang cukup besar, membuat mereka diambang kebangkrutan. Berkali-kali ide efisiensi Jody untuk meningkatkan pendapatan harus kandas karena keidealisan Ben. Begitu pula ide-ide racikan kopi dari Ben kandas karena tak sesuai budged yang ditetapkan Jody.

Ben dan Jody saling mengetahui sifat mereka berdua yang bertolak belakang dan tak sedikit menimbulkan konflik tetapi mereka masih tampak harmonis. Simak bagaimana Jody tetap bersikukuh mempertahankan kedai kopinya demi Ben, hanya karena dia merasa tak ada orang lain yang tahan memperkerjakan orang seperti Ben. Hal ini yang menghibur kita di bagian pertama film ini. Melihat hubungan mereka berdua layaknya melihat hubungan kirk dan spock di Star trek atau Profesor X dan Magneto (saat muda) di X-men. Tanpa disadari, racikan persahabatan ini menarik kita lebih dalam dan mengikat kita ke semua tokoh dalam film ini.

Di saat mereka ada di ambang kebangkrutan, mendadak munculah seorang pengusaha yang memberi tantangan Rp. 100 juta. Filosofi kopi ditantang untuk bisa meracik kopi terenak, hingga mendapat mendapat pujian dari calon investor pengusaha tersebut. Ben kemudian, melipat gandakan tantangan menjadi Rp. 1 M yang membuat Jody mencak-mencak.
 
Pencarian mendapatkan kopi terenak menghasilkan kopi : "perfecto". Ben dan Jody sudah sangat yakin perfecto adalah kopi terenak di Indonesia, hingga munculah seorang kritikus bernama El (Julie estelle). El membawa mereka menuju ke Gunung Ijen untuk berkenalan dengan Pak Seno (Slamet Rahardjo). Sebuah pencarian yang tak hanya membuat mereka berkenalan dengan Kopi Tiwus tetapi memembuat mereka menengok masa lalu mereka dan berdamai dengan bagian terpahit kehidupan mereka.

Saya sangat tertarik dengan bagaimana film ini menarik penontonnya. Di awal film kita diberi satu fokus tentang bagaimana Jodi dan Ben berbeda cara mengatasi krisis keuangan yang dialami usaha mereka berdua. Hal ini ditampilan dengan penampilan akting brillian Chico jericho (hati-hati Reza...) dan Rio dewanto. Kita diajak tertawa dengan merasakan pahitnya usaha yang mereka jalani, seperti layaknya kopi racikan Ben. Akting duo Chico-Rio makin terlihat bersinar dengan didukung art director, sinematografi, serta musik dan lagu yang mendukung keunikan persahabatan 2 pria ini.Acungan jempol perlu disematkan pada penulis skenario, Jenny jusuf. Skenario ini berhasil menterjemahkan filosofi, quote atau apapun itu dari bahasa sastra menjadi obrolan "normal" kelas menengah warga ibu kota.

Jika Film Tabula rasa membuat saya kecanduan gulai kepala kakap rumah makan padang, maka Filososfi kopi membuat saya ingin menarik seorang teman untuk berbincang tentang masa lalu di sebuah kedai kopi. Entah itu dari kopi nggereng (yang belum tercantum filosofinya di sini) hingga kopi yang lebih mahal dari harga makan malam saya sehari -hari.

Score : 3.5/5

Minggu, 05 April 2015

-Tanpa Judul- (Review Film Melancholy Is A Movement)

Saat dialog absurd antara sang aktor dengan sang sutradara selesai, disusul munculnya nama sang sutradara diikuti para pendukung film muncul di layar, saya masih berharap akan ada 1 adegan lagi yang akan menghubungkan semua cerita di dalam film melancholy is a movement. Harapan saya pudar seiring dengan lampu bioskop mulai dinyalakan. Hal ini membuat saya berjalan keluar bioskop dengan pikiran berkecamuk. Otak saya tak mau berhenti bekerja menyusun berbagai kemungkinan kepingan puzzle  untuk  menemukan sesuatu yang hendak disampaikan dalam film ini. Rangkaian kejadian-kejadian di film ini terlalu indah untuk dibiarkan tercerai berai tanpa alunan cerita yang menghubungkan semuanya. Sebuah cerita untuk menjawab kegalauan si tokoh utama. 

Melancholy is a movement adalah sebuah film yang bercerita tentang seorang sutradara idealis bernama Joko (Joko anwar yang memerankan dirinya sendiri). Dia tampak berduka, murung, berdiam diri karena seakan kehilang sesuatu (atau seseorang). Kedatangan seorang sahabat yang juga seorang aktor Bayu, (Ariyo bayu yang juga memerankan dirinya sendiri) membawa kita ke sebuah misteri dimana tampak Bayu dan Joko tampak mengubur sesuatu (atau seorang). Rangkaian kejadian yang tampak misterius ini rupanya menjadi alasan sang sutradara meletakkan idealismenya untuk membuat film dengan genrenya yang tidak disukainya. 

Melancholy is a movement hadir dengan adegan adegan yang didominasi keheningan yang menggambarkan kemurungan nan misterius dari sang tokoh utama yang selalu hadir datar dan dingin. Hal ini menjadi kekuatan sekaligus titik lemah film, bagaimana film ini harus membuat sang penonton tetap bertahan untuk terus merasakan perasaan murung tanpa diberi penjelasan mengapa perasaan murung itu harus ada, lalu menjadi titik balik kehidupan sang tokoh utama. Film menjadi terasa sangat berat saat film yang berjalan tak linear menghadirkan adegan-adegan nan absurd, bahkan saya tak sanggup memberi judul untuk review film ini, karena tak berhasil menemukan benang merah dalam film ini.

Kekuatan dan sekaligus kelemahan film ini juga terjadi saat film ini mendapuk Joko anwar sebagai sang tokoh utama. Joko anwar memang tak menghadirkan penampilan spesial, tetapi tak ada karakter yang sempurna untuk mengisi sang tokoh utama selain karakter Joko anwar di dunia nyata. Pujian untuk sang sutradara Richard oh, yang mampu menghadirkan keunikan-keunikan dari keterbatasan sang tokoh utama. 

Bagaimana film ini meracik kelemahan sekaligus kekuatan, membuat film ini hadir bukan untuk semua orang. Dia menjadi semacam eksperimental movie walau mungkin saja sang film maker ingin menghadirkan film yang tidak harus melulu seperti apa yang kita lihat. Si pembuat film sendiri tampaknya tahu bahwa filmnya bukan untuk semua jenis penonton. Oleh sebab itu dihadirkan trailer yang seakan memberikan resume cerita untuk penonton awam, serta menghadirkan dunia para filmmaker sebagai background untuk menarik penonton yang disasar film ini yaitu para movie freak. Para movie freak seperti saya yang haus akan film-film yang berbeda dan bersyukur masih ada ruang untuk film seperti ini di layar bioskop Indonesia.

Masih menebak arti adegan ini
Kembali ke cerita film, 2 hari setelah menyaksikan film ini di bioskop, otak saya masih terus menyusun puzzle untuk menginterpretasikan cerita film ini. Fokus saya terpusat pada beberapa adegan, antara lain : adegan obrolan telepon antara sang sutradara Upi yang meminta nasehat soal FTV yang dibuatnya, adegan obrolan Joko dengan seorang pemain Biola, dan adegan saat Joko anwar mengisi sebuah kelas film maker, dan ditutup dengan obrolan sang sutradara bahwa alur tak harus dituntaskan. Adegan - adegan ini membawa saya ke kesimpulan "Melancholy is a movement" adalah film yang sangat lucu.

Film komedi yang mungkin saja mentertawakan orang-orang yang mencoba menginterpretasikannya.

Atau ada yang punya interpretasi lain?

Score : 2.5/5

Kamis, 05 Februari 2015

Prediksi Pemenang The 57th Annual GRAMMY Award (Bagian 2)

Berikut Nominasi The 57th Annual GRAMMY Award, beserta prediksi pemenang. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada 8 Februari 2015 (9 Februari pagi waktu Indonesia) :
   
1. Record Of The Year
Prediksi Pemenang : Shake it off
Nominasi : 
  • Fancy – Iggy Azalea ft. Charli XCX
  • Chandelier – Sia
  • Stay With Me (Darkchild Version) –Sam Smith
  • Shake It Off – Taylor Swift
  • All About That Bass – Meghan Trainor

2. Album Of The Year
Prediksi Pemenang : X
Nominasi : 
  • Morning Phase - Beck
  • Beyoncé - Beyoncé
  • X – Ed Sheeran
  • In The Lonely Hour – Sam Smith
  • Girl – Pharell Williams
3. Song Of The Year
Prediksi Pemenang : Chandelier 
Nominasi : 
  • All About That Bass - Kevin Kadish & Meghan Trainor
  • Chandelier – Sia & Jesse Shatkin
  • Shake It Off - Max Martin, Shellback & Taylor Swift
  • Stay With Me (Darkchild Version) - James Napier, William Phillips & Sam Smith
  • Take Me To Church –Andrew Hozier-Byrne

4. Best New Artist
Prediksi Pemenang : Sam Smith
Nominasi : 
  • Iggy Azalea
  • Bastille
  • Brandy Clark
  • Haim
  • Sam Smith
    
    
  
5. Best Pop Solo Performance
Prediksi Pemenang : Chandelier 
Nominasi : 
  • All Of Me (Live) – John Legend
  • Chandelier - Sia
  • Stay With Me (Darkchild Version) –Sam Smith
  • Shake It Off – Taylor Swift
  • Happy (Live) – Pharrell Williams
6. Best Pop Duo/Group Performance
Prediksi Pemenang : Bang Bang
Nominasi : 
  • Fancy – Iggy Azalea ft. Charli XCX
  • A Sky Full Of Stars – Coldplay
  • Say Something – A Great Big World& Christina Aguilera
  • Bang Bang – Jeesie J, Ariana Grande & Nicki Minaj
  • Dark Horse – Katy Perry Featuring Juicy J
7. Best Traditional Pop Vocal Album
Prediksi Pemenang : Cheek to cheek  
Nominasi : 
  • Cheek To Cheek – Tony Bennet & Lady Gaga
  • Nostalgia – Annie Lennox
  • Night Songs – Barry Manilow
  • Sending You A Little Christmas –Johnny Mathis
  • Partners – Barbra Streissand With Various Artists
8. Best Pop Vocal Album 
Prediksi Pemenang : X
Nominasi : 
  • Ghost Stories - Coldplay
  • Bangerz – Miley Cyrus
  • My Everything – Ariana Grande
  • Prism – Katy Perry
  • X – Ed Sheeran
  • In The Lonely Hour – Sam Smith
9. Best Dance Recording
Prediksi pemenang : Rather Be
Nominasi :
  • Never Say Never - Basement Jaxx Featuring ETML
  • Rather Be - Clean Bandit Featuring Jess Glynne
  • F For You - Disclosure Featuring Mary J Blige
  • I Got U - Duke Dumont Featuring Jax Jones
  • Faded – Zhu
  10. Best Dance/Electronic Album
Prediksi pemenang :Nabuma Rubberband
Nominasi :
  • Syro – Aphex Twin
  • While(1<2) – Deadmau5
  • Nabuma Rubberband – Little Dragon
  • Do It Again - Röyksopp & Robyn
  • Damage Control - Mat Zo
11. Best Contemporary Instrumental Album 
Prediksi pemenang : Wild Heart
Nominasi :
  • Wild Heart - Mindi Abair
  • Slam Dunk - Gerald Albright
  • Nathan East - Nathan East
  • Jazz Funk Soul - Jeff Lorber, Chuck Loeb, Everette Harp
  • Bass & Mandolin - Chris Thile& Edgar Meyer
12. Best Rock Performance
Prediksi Pemenang : Ryan Adams
Nominasi :
  • Gimme Something Good – Ryan Adams
  • Do I Wanna Know? – Arctic Monkey
  • Blue Moon - Beck
  • Fever – The Black Keys
  • Lazaretto – Jack White

13. Best Metal Performance
Prediksi Pemenang : Neon Knights
Nominasi :
  • Neon Knights - Anthrax
  • High Road - Mastodon
  • Heartbreaker - Motorhead
  • The Negative One - Slipknot
  • The Last In Line – Tenacious D
14. Best Rock Song
Prediksi Pemenang : Fever
Nominasi :
  • Ain't It Fun - Paramore
  • Blue Moon - Beck
  • Fever – The Black Keys
  • Gimme Something Good – Ryan Adams
  • Lazaretto – Jack White

15. Best Rock Album
Prediksi Pemenang : Morning Phase
Nominasi :
  • Ryan Adams – Ryan Adams
  • Morning Phase - Beck
  • Turn Blue – The Black Keys
  • Hypnotic Eye – Tom Petty & The Heartbreakers
  • Songs Of Innocence – U2
16. Best Alternative Music Album
Prediksi Pemenang : Reflektor
Nominasi :
  • This Is All Yours – Alt-J
  • Reflektor – Arcade Fire
  • Melophobia – Cage The Elephant
  • St. Vincent – St Vincent
  • Lazaretto – Jack White
17. Best R&B Performance
Prediksi Pemenang: Drunk In Love
Nominasi :
  • Drunk In Love - Beyoncé ft. Jay Z
  • New Flame – Chris Brown Featuring Usher & Rick Ross
  • It's Your World – Jennifer Hudson ft. R. Kelly
  • Like This - Ledise
  • Good Kisser – Usher
18. Best Traditional R&B Performance
Prediksi Pemenang: I.R.S
Nominasi :
  • As - Marsha Ambrosius & Anthony Hamilton
  • I.R.S. - Angie Fisher
  • Jesus Children – Robert Glasper Experiment Featuring Lalah Hathaway
  • Nobody - Kem
  • Hold Up Wait A Minute (Woo Woo) - Antonique Smith
19. Best R&B Song
Prediksi Pemenang: Drunk In Love
Nominasi :
  • Drunk In Love - Beyoncé
  • Good Kisser - Usher
  • New Flame - Chris Brown Featuring Usher & Rick Ross
  • Options (Wolfjames Version) – Luke James
  • The Worst – Jhene Aiko
20. Best Urban Contemporary Album
Prediksi Pemenang: Beyoncé
Nominasi :

  • Sail Out – Jhene Aiko
  • Beyoncé - Beyoncé
  • X – Chris Brown
  • Mali Is... – Mali Music
  • Girl – Pharrell Williams
21. Best R&B Album
Prediksi Pemenang: Lift Your Spirit
Nominasi :
  • Islander - Bernhoft
  • Lift Your Spirit – Aloe Blacc
  • Love, Marriage & Divorce – Tony Braxton & Baby Face
  • Black Radio 2 – Robert Glasper Experiment
  • Give The People What They Want - Sharon Jones & The Dap-Kings
22. Best Rap Performance
Prediksi Pemenang: Rap God
Nominasi :
  • 3005 – Childish Gambino
  • 0 To 100 / The Catch Up - Drake
  • Rap God - Eminem
  • I – Kendrick Lamar
  • All I Need Is You - Lecrae
23. Best Rap/Sung Collaboration
Prediksi Pemenang: Bound 2 
Nominasi :
  • Blak Majik – Common Featuring Jhene Aiko
  • The Monster – Eminem Featuring Rihanna
  • Tuesday  - I Love Makonnen Featuring Drake
  • Studio – Schoolboy Q Featuring BJ The Chicago Kid
  • Bound 2 – Kanye West & Charlie Wilson
24. Best Rap Song
Prediksi Pemenang: I – Kendrick Lamar 
Nominasi :
  • Anaconda – Nicki Minaj
  • Bound 2 – Kanye West & Charlie Wilson
  • I – Kendrick Lamar
  • We Dem Boyz – Wiz Khalifa
  • 0 To 100 / The Catch Up – Drake
25. Best Rap Album
Prediksi Pemenang : The Marshall Mathers LP2
Nominasi :
  • The New Classic – Iggy Azalea
  • Because The Internet – Childish Gambino
  • Nobody's Smiling - Common
  • The Marshall Mathers LP2 - Eminem
  • Oxymoron – Schoolboy Q
  • Blacc Hollywood – Wiz Khalifa
26. Best Country Solo Performance
Prediksi Pemenang : Give Me Back My Hometown
Nominasi :
  • Give Me Back My Hometown – Eric Chruch
  • Invisible – Hunter Hayes
  • Automatic – Miranda Lambert
  • Something In The Water – Carrie Underwood
  • Cop Car – Keith Urban
27. Best Country Duo/Group Performance
Prediksi Pemenang : Raise 'Em Up
Nominasi : 
  • Gentle On My Mind – The Band Perry
  • Somethin' Bad – Miranda Lambert & Carrie Underwood
  • Day Drinking – Little Big Town
  • Meanwhile Back At Mama's – Tim McGraw Featuring Faith Hill
  • Raise 'Em Up – Keith Urban Featuring Eric Chruc
28. Best Country Song
Prediksi Pemenang : Automatic
Nominasi :
  • American Kids – Kenny Chesney
  • Automatic – Miranda Lambert
  • Give Me Back My Hometown – Eric Chruch
  • I'm Not Gonna Miss You – Glen Campbell
  • Meanwhile Back At Mama's – Tim McGraw Featuring Faith Hil

29. Best Country Album
Prediksi Pemenang : Platinum
Nominasi :
  • Riser – Dierks Bentley
  • The Outsiders – Eric Chruch
  • 12 Stories – Brandy Clark
  • Platinum – Miranda Lambert
  • The Way I'm Livin' – Lee Ann Womac
Lanjutan daftar nominasi dan prediksi pemenang dapat dibaca di sini