Senin, 17 Agustus 2015

Petualangan Religi dan Logika (Review Film Mencari Hilal)

Bagi Pak Mahmud (Deddy Sutomo) hidup adalah bagaimana menjalankan Islam secara kaffah (menyeluruh), dia tidak peduli walaupun itu seperti memegang sebuah bara panas. Dia memilih menjadi pedagang yang islami walaupun dia harus menerima amarah dari rekan-rekan pedagangnya, Dia tetap menjalankan aktivitas dakwahnya walaupun itu membuatnya dijauhi banyak orangnya termasuk oleh putarnya sendiri, Heli (Oka Antara).

Di masa tuanya Pak Mahmud tinggal bersama putrinya, Halida (Erythrina Baskoro) sedangkan Heli memilih meninggalkan rumah dan bekerja sebagai aktivis LSM.

Hingga suatu saat skandal sidang isbat penentuan hilal oleh Pemerintah. Skandal ini membuat masyarakat luas menucing bahwa syariat Islam yang diperjuangkan Pak Mahmud hanyalah kedok untuk mendapatan keuntungan pribadi. Hal ini membuat Pak Mahmud merasa terpanggil. Dia ingin menunjukkan bagaimana proses mencari hilal yang sebenarnya. Lalu dia merencanakan perjalanan napak tilas ke tempat-tempat pengamatan hilal yang pernah ia lakukan puluhan tahun silam bersama-sama teman santrinya

Halida khawatir akan perjalanan ayahnya untuk melihat hilal, mengingat kesehatan ayahnya yang terus menurun. Di saat bersamaan, adiknya, Heli pulang ke rumah untuk membuat paspor demi sebuah proyek penting untuk rakyat Nikaragua. Lalu timbulah kesepakatan, Helida berjanji melancarkan proses paspor jika Heli menemani ayahnya menunaikan perjalanan napak tilasnya atau si kakak yang merupakan petugas imigrasi akan memblokir paspor Heli. Lalu dimulailah perjalanan unik ayah-anak yang tak pernah akur ini.

Tak disangka perjalanan mencari hilal ini tak mudah, Telaga pikir dan Menara Hiro adalah nama tempat yang puluhan tahun sudah berganti nama, tak ada orang tahu dimana tempat itu berada, dan teman-teman Pak Mahmud juga tidak diketahui dimana rimbanya. Proses pencarian makin bertambah sulit saat Pak Mahmud terus berkonflik dengan Heli. Pak Mahmud merasa perjalanannya ini hanyalah membutuhkan niat baik selebihnya Tuhan yang akan membantu mereka menyelesaikannya. Sedangkan Heli merasa perjalanan ini adalah perjalanan sia-sia, baginya jika ada teknologi yang bisa membuat ibadah menjadi mudah mengapa mereka mempersulit diri. Hanya ancaman si kakak yang membuat Heli bertahan mengikuti perjalanan ayahnya.

Lalu perjalanan mereka menjadi sebuah petualangan yang menarik, simak bagaimana mereka diturunkan dari bis hanya karena Pak Mahmud menasehati sopir bus, bagaimana mereka bertemu politisi yang menjual Agama untuk kekuasaan, terjebak di pertikaian atas nama agama, melihat Islam dalam berbagai bentuk, hingga bagaimana jika seorang pendeta adalah kunci mereka untuk menemukan apa yang mereka cari.



Sepanjang film kita akan disuguhi dialog-dialog cerdas yang menggelitik yang merupakan buah dari 3 penulis skenario Salma Aristo, Bagus Bramanti, serta sang sutradara Ismail Basbeth

"Saya percaya Islam adalah agama damai, tapi apakah islam punya jawaban yang tidak akan menyakit hati orang lain di situai seperti ini".
"Mengapa setiap orang merasa paling benar dan merasa paling berhak membuat orang lain benar".
"Mengapa Tuhan mencipatakan kita berbeda-beda? apakah untuk kita berselisih dan saling membunuh?"

Dialog-dialog yang membuat kita merasa tergelitik, tertawa, sekaligus terharu. Ditunjang oleh penampilan gemilang Deddy sutomo dan Oka antara membuat kita tak sadar bahwa kita sedang diceramahi sepanjang film. Film ini berhasil menyampaikan sebuah pesan besar dengan cara sederhana indah dan menyenangkan. 

Jika ada yang mengatakan kemiripin tema film ini dengan film Perancis Le Grand Voyage, saya pastikan selepas menonton film mencari hilal, kita akan mendapatkan pengalaman berbeda dibanding saat kita menonton Le Grand Voyage. Mencari Hilal lebih dekat dengan kita dengan potret yang realistis tentang berbagai wajah orang beragama di Indonesia. 

Lalu bagaimana 2 orang yang keras kepala serta berbeda pandangan dan keyakinan sampai pada titik untuk berhenti saling menjatuhkan agar bisa sampai ke tujuan mereka masing-masing, mengingatkan kita bagaimana menyikapi orang-orang dengan keyakinan yang berbeda.

Rating : 3.5/5

3 komentar: