Kamis, 30 Agustus 2012

Dunia para pemimpi (Review film Perahu Kertas Part 1)

Saya mengenal Dee lestari sebagai penulis novel dengan cerita yang tak biasa dipahami orang awam, sebut saja trilogy Supernova. Ketika salah satu novelnya yang berjudul perahu kertas akan diangkat ke layar lebar, saya menjadi pesimis hasil akhirnya. Saya membayangkan betapa anehnya melihat para aktor-aktrisnya mengucapkan dialog dalam novelnya yang tak lazim menggunakan kalimat sehari-hari, penuh mimpi dan…., tetapi saya salah besar :

Kugy (Maudy ayunda) tumbuh dalam fantasi sebuah buku pemberian kakaknya karel  (Ben Kasyafani). Sebuah buku yang menurut kakaknya merupakan temuan dari sebuah kotak harta karun milik Neptunus dewa laut. Sebagai agen Neptunus, dia mempercayai punya radar yang bisa mencari apa yang ia inginkan. Kugy memiliki kebiasaan untuk menuliskan semua curahan hatinya dalam sebuah kertas yang kemudian dibentuk sebuah perahu dan dilepaskan dalam sungai berharap muara sungai itu menuju laut dan Neptunus bisa membacanya. Hidup dalam fantasinya membuat Kugy terlihat berbeda dengan teman-teman sebayanya.

Radar Neptunus
Hingga saat kuliah Kugy pindah dari Jakarta ke bandung, bersama sahabatnya Noni (Sylvia fully R) & Eko  (Fauzan smith). Di sana dia bertemu sepupu eko bernama Keenan (Adipati Dolken). Kugy & Keenan ini terlihat sebagai pasangan sempurna, kugy suka menulis dongeng, sedangkan Keenan memvisualisasikan apa yang kugy tulis dalam gambar-gambar kartun. Kugy merasa nyaman dengan Keenan orang yang membuatnya merasa tak takut untuk memiliki mimpi, hingga Kugy menasbihkan Keenan sebagai  agen Neptunus. Hubungan Kugy-keenan ini tak bertahan lama, karena mereka tersadar tak bisa bersama, Kugy sudah memiliki pacar  & Keenan memulai hubungannya dengan seorang pekerja gallery, Wanda (Kimberly rider).

Seiring bertambahnya waktu perasaan Kugy terhadap Keenan membuatnya sulit berbaur dengan sahabat-sahabatnya di geng pura-pura ninja dan menghabiskan waktunya mengajar di sebuah sekolah alam. Alhasil hubungannya dengan sahabatnya kian  retak. Perpisahan terjadi saat Keenan yang sudah terlanjur memilih berhenti kuliah untuk melukis menghadapi kenyataan, bahwa “sukses” yang ia dapat hanya akal-akalan Wanda. 

Keenan yang kehilangan kepercayaannya terhadap mimpi, membuat kugy marah besar dan meninggalkannya. Keenan berusaha bangkit menemukan mimpinya lagi, pergi ke bali dan tinggal di sebuah sanggar lukisan milik Pak wayan (Tio Pakusadewo). Disana dia bertemu dengan Luhde (Eliyzia Mulachela) yang membibimbingnya menemukan “lukisannya”.

Tambatan hati Kugy juga beralih, dari pacara masa SMAnya kepada bos barunya di sebuah perusahaan advertising (Reza rahardian). Di saat itu, dia kembai dipertemukan oleh Keenan. 

Film perahu kertas memang diluar ekspetasi saya, film ini tidak kehilangan bahasa sastranya, tidak meninggalkan dunia fantasinya, tetapi tampak realistis seperti layaknya kita menjalani kehidupan kita sehari – hari. Cukup beruntung Kugy & Keenan punya Noni dan eko yang bisa jadi jembatan dunia mimpi mereka dengan realitas sehari-hari, walau kadang-kadang di beberapa scene 2 karakter ini cukup mengganggu.

Film Perahu kertas mengalir ringan seperti layaknya novelnya, cukup menggangu untuk penonton awam yang berkeyakinan bahwa film harus punya intensitas tinggi. Walau pembaca novelnya merasa alurnya mengalir terlalu cepat, tapi bagi saya yang bukan pembaca novel, alur film sudah berjalan pada kecepatan normal. Sang sutradara, Hanung Bramantyo cukup sukses membuat saya memahami dunia miliki Kugy & Keenan, dan bagi anda seorang pemimpi anda akan dibuat jatuh cinta pada 2 karakter ini. 

Kugy & Keenan telah berhasil menjadi “roh” di awal bagian pertama film. Sayangnya bintang senior hanya tampak jadi tempelan ataukah punya ruang lebih di bagian kedua yang dijanjikan punya twist yang  sedikit berbeda dengan buku?. Ah namanya juga film membandingkan dengan buku akan membuat kita stress sendiri (ini kata penulisnya loh). Duduk dan nikmati dunia para orang yang menjalani hidupnya dengan sebuah mimpi….. dan terus terang saya masuk dalam salah satunya.

Nilai 3 dari nilai max 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar