Awalnya saya pikir era film animasi musikal buatan Disney. Film Shrek (2001) mengukuhkan
“habisnya” era itu dengan menampilkan karakter - karakter yang mengolok – olok
karakter dalam dongeng Disney. Hadirnya Pixar, makin membuat animasi Disney tenggelam. Disney kemudian justru sukses dengan film – film yang mengolok-olok filmnya sendiri, seperti :
Enchanted (2007), The Princess and the frog (2009) , Tangled (2010), dan Wreck
it ralph (2012). Hingga di tahun ini hadir Frozen, yang diangkat dari dongeng klasik karya Hans Christian Anderson "Snow Quenn". Di dalam trailernya, Frozen seakan ingin
mengulang kejayaan disney di era 90-an, dengan klaim sebagai animasi “yang terbesar” sejak
era Lion king (1994). Pernyataan yang mengundang kesinisan, dan hampir
membuat saya menskip film ini.
Kesinisan saya tidak bertahan laman, Musikal di pembukaan film ini sudah
mematahkannya . Setting musim salju disajikan
sangat indah, selingan komedi dari kristof & sven kecil, dengan iringan
score dan lagu – lagu indah yang bisa dinikmati segala usia, serasa menghadirkan
kembali keajaiban film Disney era 90an.
Diceritakan Elsa kecil, putri dari
kerajaan Arendelle punya kekuatan membekukan segala sesuatu. Hingga kecelakaan yang
terjadi saat dia bermain dengan adiknya Anna, membuat sang ayah menyadari
kekuatan putrinya makin besar dan dikhawatirkan suatu saat tak terkendali.
Sesuai saran dari Troll, Sang Raja & Ratu membatasi kehidupan Elsa, mereka
menutup gerbang istana, mengurung Elsa dalam kamar dan tak semua orang bisa
bertemu dengan Elsa termasuk adiknya. Anna kecil yang tidak tahu apa terjadi
merasa kehilangan sosok sang kakak yang tiba-tiba menjauh dan tertutup darinya.
Anna & Elsa |
Suatu saat, raja & ratu
meninggal karena sebuah kecelakaan laut, membuat Elsa naik tahta. Di hari pengukuhannya sebagai
ratu, Elsa (Indiana menzel) yang tidak sepenuhnya bisa mengendalikan kekuatannya,
merasa ketakutan bertemu orang banyak umtuk pertama kalinya. Sebaliknya sang
adik, Anna (Kristian bell) mengartikannya hari itu sebagai hari dia bisa
melihat orang lain dan kesempatan bertemu jodohnya. Euforia berlebihan Anna,
bahkan membuatnya menerima pinangan Pangeran Hans yang baru ditemuinya hari
itu. Hal ini membuat berang sang kakak dan membuat Elsa mengeluarkan kekuatannya
secara tak terkendali. Elsa membekukan semua yang dipegangnya dan membawa badai
salju di tengah musim panas ke kerajaan Arendelle.
Merasa ketakutan Elsa lari ke
hutan, dan membentuk kerajaannya sendiri. Anna yang merasa bersalah, mencari
kakaknya untuk membujuknya menghentikan musim dingin yang membekukan Kerajaan
Ardele. Upaya Anna membujuk kakaknya untuk menghentikan musim dingin dibantu oleh Kristoff (Jonathan gruff), rusanya Sven, dan manusia
salju ciptaan elsa, Olaf (Josh gad) menghadirkan petualang mengasyikan, yang
mengundang tawa sekaligus simpati dalam satu waktu.
Anna - Olaf - Kristof - Sven |
Disney ternyata mengadaptasi
bebas dongeng klasik Snow Quenn, bahkan saking bebasnya hasilnya malah jauh berbeda dari versi aslinya.
Adaptasi versi Disney, yang ditulis oleh Jeniffer Lee & Chris buck (juga duduk sebagai sutradara) menghasilkan karakter – karakter yang lebih kompleks, dan
menarik. Sulit untuk tidak suka dengan semua karakter di film ini. Putri Anna, bisa disebut perwakilan dari karakter putri modern disney (bisa
dikatakan disfungsional princess, seperti Raspunzel di film Tangled). Sedangkan Ratu elsa mewakili karakter putri – putri disney
klasik. Layaknya cerita dongeng klasik, ada 2 tokoh pangeran disini, Pangeran Hans dan Kristoff sebagai pemuda kampung. Bedanya Pangeran - pangeran disini dihadirkan bukan untuk merubah nasib 2 tokoh utama, layaknya cinderela, snow white, dll. Bukan film Disney jika tidak ada karakter side kick yang menjadi
scene stealer dengan tingkah slaptiknya. Di frozen posisi ini dijalankan dengan baik oleh Olaf, sebagai manusia salju yang
merindukan musim panas!
Camoe Raspunzel (from Tangled) |
Mungkin bagi penonton Indonesia
kebanyakan, format musikal akan dirasa sangat mengganggu. Tetapi, musikal film
ini justru menjadi kekuatan akan keindahan dan keajaiban yang dihadirkan film
ini. Christophe beck adalah orang yang
bertanggung jawab atas hadirnya musik – musik indah di Frozen (Hey kemana
composer langganan Disney, Alan menke?). Seperti halnya film musikal, seperti
Les miserable, musik & lagu di film ini tidak hanya sebagai pemanis/pelengkap, dia menjadi bagian dari cerita. Simak lagu “Do you want to build a
snowman” yang mengiringi perkembangan Ana kecil sampai remaja, yang dipenuhi
bagaimana dia kesepian dan merindukan kakaknya. Lagu “ For the first time”
menggambarkan euphoria berlebihan si Anna melihat dunia luar, sekaligus alasan
mengapa dia mau menerima lamaran pria yang baru ditemuinya pertama kali. Lewat “in
summer song” kita tidak hanya diajak sekedar berkenalan dengan Olaf, tetapi
juga punya ikatan emosi disana. Musical "Let it go" yang beberapa scene
menghadirkan duet Ana- & elsa mengingatkan saya akan “Defying gravity” dari
musical broadway berjudul Wicked. Musikal – musikal ini membuat cerita Frozen
bergerak cepat dan dinamis, tetapi tidak meninggalkan penontonnya.
Singkat kata entah karena saya
masih jatuh cinta dengan film musical, atau film Frozen memang benar- benar tampil
menakjubkan. Frozen sukses menghadirkan kembali keindahan dan keajaiban film
animasi musical Disney tahun 90an.
Nilai : 4 dari nilai max 5
suka banget sama frozen
BalasHapusoriflame.co.id