Kamis, 17 Mei 2012

Tintin ditangan Spielberg (Review film The Adventure of Tintin)

 
Sudah menjadi impian Spielberg (yang memegang hak adaptasi sejak tahun 80an) untuk menghidupkan karakter tintin dalam layar lebar. Awalnya Spielberg ingin menghadirkan petualangan Tintin dalam sebuah live action dengan menhadirkan snowy, anjing tintin secara CGI (yaa mirip Scooby). Hingga Peter Jackson menarik perhatian Spielberg untuk mewujudkan petualangan Tintin dalam bentuk Animated motion capture. Motion capture ini adalah teknik yang sama menghadirkan tokoh Gollum di LOTR, Nav’I di film The avatar, King kong, dan banyak lainnya.

The clues
Di sebuah pasar tradisional Eropa Tintin (Jamie bell) membeli sebuah miniature kapal unicorn, bersaing dengan 2 orang yang kemudian dikenal sebagai Ivan ivanovitch sakharine (Daniel craig) dan Barnaby (Joe star). Tak disangka seseorang menerobos masuk rumah Tintin untuk mencuri miniature kapal unicorn milik Tintin. *Untung, sebelum dicuri, Snowy merusak kapal itu dan menjatuhkan sebuah “clue” yang ada di dalam miniature tersebut. Penasaran membuat Tintin menemukan ada 3 miniatur kapal unicorn yang diduga masing-masing memiliki clue.

Akhirnya, Barnaby tertembak didepan rumah Tintin, clue pertama milik Tintin dicuri oleh soerang penjambret ulung, dan Tintin disekap Sakharine disebuah kapal yang menuju perairan lepas. Di kapal tersebut Tintin berkenalan dengan Captain Haddock (Andy serkins) yang sedang dibuat mabuk permanen oleh Sakharine, agar bisa mengambil alih kapal milik Haddock. Berdua mereka melarikan diri dari kapal dengan kapal sekoci, hingga mereka berhasil mengambil alih pesawat yang menembakinya, sebelum jatuh disebuah gurun.

Di tengah dehidrasi, Haddock Bercerita tentang Kapal Unicorn yang diawaki kakek moyangnya SFrancis Haddock, Fancis memilih tenggelam bersama sang kapal beserta harta karunnya dari pada menyerahkannya kepada Red Rackman, yang juga moyang Sakharine. Bersama mereka menceri clue ketiga yang dimilki seorang jutawan mesir, yang mengelar konser dirumahnya. Lalu terjadilah rangkaian aksi Tintin & haddock Vs. Sakharine merebutkan clue ketiga kapal unicorn. Ending…? Bisa ditebak.

Seperti komiknya, cerita dasar film Tintin ini sebenarnya tampil sederhana. Humor-humor ringan ala komiknya sebenarnya bertaburan di sepanjang film dan karakter pendukungnya sebenarnya juga masih jadi scene stealer. (termasuk snowy & Thomson & Thompson yang dimainkan 2 komedian Simon peg & Nick frost), tetapi semuanya seperti tertutup pesona berbagai keajaiban teknologi yang dihadirkan Spielberg. Simak kejadian padang pasir yang  seharusnya menjadi cerita biasa, menjadi mewah ketika padang pasir berangsur berubah menjadi sebuah pertempuran dahsyat di tengah laut. Simak pula aksi kejar-kejaran ala  Indiana jones di sebuah kota ditengah banjir. simak duel “crane” ala transformer yang dikendalikan Haddock Vs Sacharine semua tampil detail, dahsyat dan sangat imajinatif bercampur dengan music score besutan Jhn Williams yang ….(tak bisa menggambarkan kata wah nya). Mungkin yang kangen dengen kesederhanaan Tintin akan protes, tetapi aku menyukainya.

Thomson & Thompson
Film ini sebenarnya gabungan dari ketiga komik Tintin (The crab with the golden,  The secret of Unicorn, Red rackman’s treasure), sehingga petualangan Tintin yang awalnya ringan bisa tampil “lebih padat”, bila dibandingkan dengan film sejenis saat ini. Spielberg juga sangat sempurna menghadirkan kejadian biasa menjadi sangat wah, dalam teknologi motion picture. Wajah-wajah "mati" ala film motion picture memang masih terlihat di film ini tetapi saat ini sudah jauh lebih berekspresi dibanding film the Polar ekspress. Lalu walau disebut animasi, teknologi motion capture membuat film ini ditolak masuk kategori animated features Oscar. Film ini adalah film animasi & 3D pertama yang ditangani Spielberg, sebagian kritikus menganggap spielberg masih belajar, tetapi saya merasa sudah cukup puas.

Nilai : 4 dari nilai max 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar