Kamis, 17 Mei 2012

Black island (review Tintin)

Sedikit bernostalgia dengan Komik Tintin (sebagian orang malah berkenalan) salah satu komik yang jaman saya masih kecil dulu menjadi barang mewah yang sulit untuk  saya beli. Berhubung Indonesia sudah lebih makmur, kesejahteraan rakyatnya sudah meningkat akhirnya saya bisa membeli komik Tintin (ditimpuk para oposisi). Walau menurutku itu juga masih mahal, ya 42 halaman komik dihargai hampir Rp. 50 ribu, tapi tak ada yang mahal untuk koleksi komik tokoh legendaries satu ini. Untuk menandai keberhasilan membeli komik tintin saya akan review satu komik Tintin berjudul Pulau Hitam.

Komik Tintin ditulis oleh seorang Belgia bernama Remi georges, dan suka dipanggil Herge. Beda dengan tokoh komik superhero lainnya, Tintin tidak punya kekuatan super, dia cenderung seperti orang kebanyakan, bahkan konon di versi awalnya tintin digambarkan “kurang terampil” untuk urusan mengendarai mobil, pesawat, berkelahi dll (CMIIW). Kekuatan Tintin ada pada kemampuan analisanya yang luar biasa berkombinasi dengan berbagai keberuntungan atau mungkin kesialannya. Nilai plus lain dari komik Tintin adalah karakter-karakter unik dari tokoh-tokoh pendukung lainnya, di episode Pulau hitam, kita akan bertemu Thomson & Thompson (atau dibeberapa negara dikenal dengan nama Dupont & Dupont). Duo detektif yang sebenarnya kurang kompeten ini jadi warna komedi di tiap halaman. Juga jangan lupakan anjing setia yang selalu menolong Tintin bernama Snowy (yang dikomik terbitan Gramedia disebut milo). Snowy selalu punya cara membuat kita tertawa.


Entah kesialan (atau malah keberutungan) membawa Tintin menemukan sebuah pesawat yang mendarat darurat disebuah padang rumput. Niat menolong dibalas dengan berondongan senjata *untung peluru cuma menyerempet badan Tintin. Jiwa detektif Tintin mengusiknya untuk segera pergi ke kota tempat pesawat yang sama itu akhirnya jatuh. Dalam sebuah perjalanan dengan kereta api lagi-lagi Tintin mengalami kesialan (atau keberuntungan), alih-alih mengejar seorang yang mencurigakan, Tintin justru tertangkap detektif Thompson-& Thompson dengan tuduhan memukul seorang pria dalam kereta. 

Jebakan ini justru semakin membuat Tintin penasaran, yang akhirnya membawanya ke sebuah RSJ. Di tempat ini dia menemukan petunjuk yang menghubungkan antara pesawat yang menembakinya, orang yang menjebaknya di kereta, dan sebuah sindikat pemalsuan uang. Di Rumah sakit jiwa ini, lagi –lagi Tintin mengalami kesialan (atau malah keberuntungan), dia tertangkap dan hampir menjadi korban kebakaran. Kejadian sama berulang terus menerus hingga dia menemukan jawaban di Pulau hitam, dan bertemu Gorilla penjaga pulau itu. Walau judulnya pulau hitam, tetapi Pulau hitam baru disebut di 22 halaman terakhir.

Terlalu mudah memang petualangan Tintin di komik ini, terlihat dengan banyaknya factor kebetulan & keberuntungan yang menjadi penyelamat Tintin. Walau tergolong sederhana tetapi entahlah, saya tak bisa berhenti membaca sejak halaman pertama dibuka. Kekuatan komik Tintin disini ada pada berbagai karakter unik, komedinya, juga suasana petualangan menyusuri daerah-daerah terpencil di Eropa (Skotlandia… CMIIW). Wajar komik ini tampil simple, karena komik Pulau Hitam ditulis untuk anak-anak & remaja di tahun 1937. Akhirnya sebagai seseorang yang akrab dengan kisah detektif dengan masalah dan karakter kompleks, Komik Tintin Pulau hitam ini saya beri nilai : 2 dari nilai Max 5.

1 komentar:

  1. beritajowo.com adalah web berita harian terkini dan budaya lokal, merupakan situs berita online yang berisi mengenai berita terbaru hari ini dari peristiwa, kecelakaan, kriminal, hukum, berita unik, Politik, dan liputan khusus di Indonesia dan Internasional.

    beritajowo.com Saluran Informasi Akurat Terkini Terpercaya, Berita Politik, Ekonomi, Bisnis, Pendidikan, Olahraga, Jateng, Jabar, Jatim dan Berita DIY.

    BalasHapus