Rabu, 25 Januari 2012

Menikmati keajaiban kota Paris (Review Midnight in Paris)

Apa jadinya jika tunanganmu merupakan penghalang besar dari passionmu ? Seorang Penulis Gil Pender (Owen Wilson) merasa tidak menikmati pekerjaannya sebagai penulis scenario film, dia merasa terlalu banyak didikte untuk berkarya. Ambisinya untuk memiliki novel tentang seseorang yang bekerja di toko memorabilia juga terhambat karena mendadak kehilangan ide menulis. Tunangan Gil, Inez (Rachel McAdams) mencoba membantu dengan memberikan ide yang malah justru membuat Gil frustasi. Lagi-lagi dia merasa seperti terdikete seperti halnya pekerjaannya sebagai  penulis scenario film. (sound familiar to me).
“No subject is terrible if the story is true, if the prose is clean and honest, and if it affirms courage and grace under pressure”
Ketidakcocokan mereka berdua terlihat saat mereka berlibur ke paris. Gil pender yang sibuk menikmati “keindahan batin paris” sedangkan Inez sibuk menikmati “keindahan visual”. Gil suka berjalan di bawah hujan, dan sibuk menikmati indahnya kota saat hujan, Inez malah berkomentar : “Apa asyiknya jadi basah?”

Hingga Inez bertemu teman lamanya Paul. Inez tergila-gila, dan selalu memuja Paul dan berharap Gil bisa belajar banyak dari Paul. (hey sound familiar again). Merasa tidak nyaman Gil pergi berjalan sendiri menyusuri jalanan perancis di tengah malam, dalam kondisi mabuk, sesaat setelah bel tanda tengah malam berbunyi, datanglah sebuah mobil kuno membawa Gil kembali ke Paris di tahun 20an.

Di jaman ini Gil bertemu dengan tokoh-tokoh idolanya, Cole porter, Pablo picaco, Fitzgerald, Hemmingway. Dari sini  Owen serasa menemukan “dunianya” ide menulisnya kembali mengalir deras. dan membuat dia ketagihan untuk terus kembali ke paris tahun 20an ditengah malam. Di salah satu perjalanannya ini dia bertemu wanita selingkuhan Pablo picaso, & Ernest Hemmingwa, bernama Adriana (Marion cotilard), dan merasa dirinya jatuh cinta pada wanita ini. Hingga ……… tonton deh filmnya
“Adriana If you stay here though, and this becomes your present then pretty soon you’ll start imagining another time was really your golden time. Yeah,………That’s what  the present is. It’s little unsatisfying, because life is a little unsatisfying”
Dalam menulis review ini susah bagiku tuk gak curcol, semoga yang disinggung bisa mengerti (*kirim film ini ke mantan). Saya merasa berkarakter seperti Gil pender sebagai penulis naïf, sederhana, mencintai fantasinya, dan jatuh cinta pada orang yang salah……. Bukan, tak ada yang salah dengan jatuh cinta jika kita bisa jadi lebih dewasa dari hubungan yang telah kita jalani (halah…..).

Walking in the rain


Kejutan bagi karya Woody allen, yang biasanya susah aku ikuti. Woody allen memang rutin menghasilkan minimal 1 film tiap tahun dengan genre yang segmented. Pemilihan Owen Wilson sebagai tokoh utama film ini, awalnya kupikir sebagai “salah cast”. Tetapi setelah separo film kusadari Woody allen memang perlu Owen wilson untuk menjadikan film midnight in paris lebih bisa dinikmati (suasana komedinya), tidak seperti karakter yang muncul di scene paris tahun 20an. Karakter tokoh yang muncul  komedinya susah diikuti oleh orang sepertiku awam, kecuali Adrian brody yang tampil sangat segar, tapi sayang posisinya kecil.

Mendapat 3 nominasi Oscar 2012 untuk film terbaik, sutradara terbaik, dan scenario asli terbaik,film ini wajib ditonton bagi penulis yang memuja fantasi. Dan terakhir : “yang punya pacar penulis: NIKMATI & APRESIASI HASIL KARYANYA, jangan mencoba mendikte pasanganmu harus seperti apa, apalagi mendikte karyanya harus seperti apa, dan lebih parah mengharuskan karyanya harus menghasilkan uang (curcol dikit)”

Nilai : 4 dari 5

2 komentar:

  1. Blog memang tempat nulis & (curhat), hohoho, curcolny dikit banget m mami, memang dibikin pembaca penasaran ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. dibutuhkan waktu 2 hari untuk menulis ini, bukan menulis isi, tapi mengedit bagian curhatnya..biar senada dengan jalannya cerita

      Hapus