Kamis, 19 Januari 2012

Ketika dunia dalam ambang perang nuklir & diserang wabah flu

Bagaimana Hollywood membuat film tentang dunia yang terancam perang nuklir & wabah flu, berikut review film MI4; Ghost protocol dan Contangion :
Review film Mission Imposible 4; Ghost Protocol (spoiler alert)

Yang paling tidak saya suka dari seri film Mission imposible (juga sebagian besar film-film Tom cruise) adalah kameramennya seakan dibayar khusus hanya untuk mensyut Tom cruise dari sudut paling dramatis, dan filmnya menjadi semacam monolog acting bagi Tom cruise. Begitu juga pada film ini, semua masih khas tapi entah kenapa saya sangat menikmati film ini.

Aksi Ethan hunt di Al-burj
Cerita diawali dengan misi pembebasan agen Ethan hunt (Tom cruise) oleh Jane carter (Paula patton) dan Benji dunn (Simon peg) di sebuah penjara rusia. Misi kemudian berlanjut untuk menemukan Kurt Hendricks (Michael Nyqvist) ilmuwan gila yang berteori dunia akan menemukan keseimbangan lagi, jika terjadi perang nuklir. Misi ini membawa mereka pada aksi membobol istana kremlin. Sayangnya ada yang menyabotase IMF, yang berbuntut ancaman perang nuklir Rusia vs Amerika dan memaksa pemerintah Amerika melakukan ghost protocol ; sebuah upaya tetap menjalankan suatu misi, yang akan dibantah sebagai aksi pemerintah jika ketahuan (sound familiar?). Misi ini di bawa sendiri oleh menteri pertahanan (Tom Wilkinson) yang melengkapi tim Ethan dengan seorang analis Willian brent (Jeremy renner).

Alhasil terjadilah rentetan non stop aksi IMF yang mengejar kurt Hendricks, dan dikejar oleh agen rusia, di Dhubai (al-burj) dan Mumbai India. Tapi bukan Bard bird (sang sutradara) kalo hanya menampilkan aksi tanpa isi. Sejak melihat karyanya di the incredible saya sudah yakin bahwa brad bird adalah sutradara film aksi yang bisa diperhitungkan dan ini pembuktiannya.

Nilai : 3 dari 5

Review film Contangion. (spoiler alert)

Add caption
Dunia di serang wabah virus flu, mendadak dalam waktu singkat virus ini membunuh 1% dari populasi manusia dunia, hasilnya? Kepanikan di mana-mana. Bayangan saya saat melihat sinopsi film ini adalah film semacam 28 days later, atau war of the world, atau film sejenis lainnya, tapi bukan steven sodenberg jika hanya mengulang cerita sejenis dengan formula yang sama.

Film dibuka dengan seorang wanita Beth imhoff (Gwyneth paltrow) yang terlihat sakit saat pulang dari perjalanan dinasnya dari Hongkong berpararel dengan  orang-orang dengan gejala serupa di beberapa kota dunia. Dalam waktu singkat penyakit flu ini merenggut nyawa wanita ini lalu berlanjut ke anak bungsunya. Sang suami Mitch imhoff (Matt dammon) menemukan fakta bahwa istrinya berselingkuh sebelum meninggal. Mitch menjadi sangat protektif melindungi sang anak satu-satunya dari tertular virus.

Cerita lain tentang Dr. Leonora orantes (marion cotilard) ke Hongkong mencari tahu asal muasal penyebaran virus ini, dengan mengikuti rekam jejak beth imhoff. Saat vaksin ditemukan dia jadi korban penculikan oleh sebuah penduduk desa yang ingin menyelematkan generasi terakhir desa itu.

Cerita lain Dr. Erin Mears (Kate winslet) mengalami ironi saat dia mati-matian menyiapkan tempat untuk merawat penderita, dia sendiri meninggal tertular, dalam keadaan tak ada yang merawat karena para suster mogok bekerja karena ketakutan tertular.

Cerita lain tentang  Dr. Ally Hextall (Jenifer ehle)  ilmuwan penemu virus ini, dimana dia rela menjadikan dirinya sendiri sebagai percobaan dalam menemukan vaksin ini.

Ada juga cerita Alan krumwied (Jude law) seorang blogger yang menyebarkan hoax bahwa dia sembuh dari virus itu karena mengkonsumsi “forsythia”. Lalu juga ada cerita bagaimana pemerintah berpacu menemukan obat sambil meredam kepanikan dalam bayangan isu teori konspirasi, yang dikomandoi  Dr. Ellis cheever (larence fishburne) direktur biro pengendalian penyakit menular. semua cerita tumpek blek jadi satu film.

Yang unik Steven sodenberg menjauhi area kepanikan massal (scene yang ditunggu banyak orang yang akhirnya malah kecewa dengan film ini), dia lebih focus ke drama masing-masing karakter pemainnya dan untuk ini dia berhasil. Dengan banyak cerita dan tokoh, Sodenberg punya masalah waktu untuk memaksa penonton mengenal karakter pemainnya, untuk ini, dia menggunakan formula film crash, traffic, gosford park, dan love actually dengan memboyong puluhan actor- aktris ternama dalam film ini. untuk ini dia berhasil, walau drama yang ditampilkan masih kurang berbumbu.

Nilai 3,5 dari 5.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar