Kamis, 03 Januari 2013

Welcome to Hotel Transylvania

Saya tidak pernah bisa mengingat kisah cinta Manusia-Vampire dalam film yang berjalan mulus atau minimal happy ending (fyi, bahkan Isabella – Edward di Twilight berakhir dengan gelar film terburuk). Begitu juga dengan cerita Hotel Transylvania, Kisah cinta Dracula (Adam sandler) dengan seorang manusia berakhir tragis. Dia kehilangan istri yang dicintainya dan kemudian membawa lari putrinya, dari kejaran para manusia. Trauma kepada manusia ini menyebabkan proteksi berlebihan kepada putrinya, Marvis (Selena Gomez). Bagi kalangan monster, manusia memang dianggap monster yang sebenarnya.
Jonathan : "Are these monster gonna kill me"
Dracula : "Not as long as they think you're a monster."
Jonathan : "That's kinda racist."
Dracula kemudian membangun sebuah hotel berbintang lima besar di Transylvania, yang dia desain tidak bisa dijangkau oleh manusia. Dia juga mencekoki putrinya tentang jahatnya manusia dan juga sebuah “sandiwara” agar Marvis, takut pada manusia dan enggan untuk keluar jauh dari hotel mereka. Selain sebagai tempat perlindungan untuk putrinya, dia tujukan hotel ini tempat para monster berlibur. Pada perayaan ulang tahun Marvis ke-118 tahun, Dracula mengadakan pesta besar dan mengundang monster-monster kerabatnya. Maka berbondong-bondonglah datang Frankestein (Kevin james) & keluarganya, Werewolf (Steve buscemi-Molly shanon) & anak-anak nya yang superbandel, Griffin the invisible (Kevin spade), Bigfoot dan banyak lainnya. Di tengah keriuhan rangkaian pesta ternyata terdapat seorang manusia tak diundang.

Jonathan & Marvis
Jonathan (Andy Samberg) seorang backpacker yang memang gila dan nekat, tersesat masuk ke hotel Transylvania karena penasaran dengan cerita horror penduduk desa plus mengikuti rombongan zombie ke arah hotel. Merasa terlambat mengusir Jonathan, Dracula lalu menyamarkan Jonathan sebagai saudara jauh Frankenstein. Bisa ditebak, mendadak Jonathan bisa mengambil hati semua keluarga monster dan Marvis pun jatuh cinta padanya. Hal ini membuat Dracula harus memilih menjadi orang jahat dengan menentang cinta 2 mahkluk berbeda atau melihat sang putri semata wayangnya bakal mengalami apa yang ia alami. Endingnya juga bisa dengan mudah ditebak, melalui serangkaian kejar-kejaran para monster untuk menghalangi kepergian Jonathan.
 
Cerita sederhana, karakter unik dan full of comedy adalah ramuan standard animasi keluarga di Hollywood. Film animasi 3D buatan sony pictures ini memang type yang membuat si kecil tertawa dan membuat yang dewasa tidak mengernyitkan dahi, (terlepas memang beberapa adegan, dan kontinuitas cerita yang memang di luar nalar). Sebenarnya saya masih kurang sreg, melihat karakter ayah dan putrinya yang seharusnya terisolir dari dunia luar tetapi memiliki 2 aksen berbeda. Saya juga tak melihat chemistry Jonathan – Marvis, atau bagaimana bisa Pemerintah Rumania tidak bisa mengidentfikasi bangunan segede gaban macam kastil Dracula ini atau,….. Intinya matikan fungsi otak kanan atau logika anda dan biarkan imajinasi kalian berjalan merasakan petualangan ini. 

Nilai : 2 dari nilai max 5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar