Sabtu, 31 Maret 2012

Karakter Indonesia dalam film (Review The Raid)

Indonesia sebenarnya punya banyak film bagus yang disukai kritikus luar negeri, sebut saja Laskar pelangi, lewat djam malam, pintu terlarang, dan lain sebagainya. Sayangnya film - film tersebut hanya jadi macan festival. Belum ada film Indonesia yang sukses secara kualitas maupun komersial secara global, layaknya film Hollywood. Pecinta film dari seluruh dunia masih menganggap film Indonesia masih terlalu segmented. Memang, harapan muluk, untuk memenuhi selera lokal saja film Indonesia masih "babak belur". Hingga akhirnya muncullah film the raid; Redemption (judul aslinya : serbuan maut).

Semua tentang 2 orang ini
Cerita film the raid sangat sederhana, cerita tentang team SWAT yang akan menangkap seorang gembong mafia yang tinggal di lantai 15 sebuah apartemen lantai 30. Masalahnya seluruh lantai dikuasai penjahat - penjahat berbahaya, dan dimulailah pertarungan - pertarungan dari lantai - ke lantai menuju lantai 15. Pertarungan dilakukan dengan senjata otomatis, pistol, pisau, hingga tangan kosong. Penjahat - penjahat yang dihadapi ternyata bukan penjahat yang sekali pukul langsung tepar membuat adegan kekerasan bertaburan sepanjang film.

Film ini sangat keras, bahkan saking kerasnya film Kill bill (Quentin tarantion) pun tampak seperti film komedi romantis. Gareth evans sukses membuat semua suasana, semua benda menjadi sebuah adegan yang sangat-sangat gila mendebarkan.

Siapa itu Gareth evans? dia adalah sutradara asal wales yang jatuh cinta dengan pencak silat. selepas membuat dokumenter tentang pencak silat, dia bergabung dengan sineas Indonesia (includ. Christine hakim) menggarap laga pencak film di Merantau. Dari film ini aku merasa ada bahwa action film pencak silat telah menemukan orang yang tepat untuk mempromosikan Indonesia ke dunia, lalu munculah karya The Raid. Film the Raid yang muncul pertama di Toronto film festival, menarik sony pictures untuk membeli hak edar film ini untuk diputar di bioskop amerika dan bioskop seluruh dunia (sebuah sejarah baru film Indonesia).

Salah satu best scene
Sebelum film The raid tayang, Orang luar negeri selalu menganggap Indonesia adalah negara yang akrab dengan kekerasan, mereka lebih tahu ada kasus pemenggalan kepala oleh orang Dayak, kerusuhan mei 1998, kasus Aceh, Timor timur, Papua, dll. Simak film the west wings, ada adegan saat Amerika kedatangan Presiden indonesia, serentak white house sibuk karena mereka takut, jika penyambutannya buruk orang Indonesia akan memotong kepala mereka, lalu film needfull thing, lalu ...banyak film lain. Dan saat ini dunia kenal Indonesia lagi melalui film tentang kekerasan, yang waktunya bersamaan dengan kerusuhan akibat demo kenaikan harga BBM. Klop!

Iko uwais vs Yahya ruhian
Dari segi penggarapan, fillm The Raid memang tampil di atas rata-rata (bukan hanya di atas rata-rata film Indonesia loh) ceritanya sangat sederhana tapi jauh dari kata murahan. Adegan laganya tampil sangat rapi, gak kalah dengan film Kung-fu, atau beladiri apapun itu. Iko uwais, & Yahya ruhian (mad dog, yang aslinya adalah Paspampres) layak berjajar dengan Bruce lee, Steven seagel, chuck noris dll. Score musik film ini juga jempolan, Mike shinoda memasukkan unsur musik linkin park ke dalam film ini. Beberapa score tampil laksana score film Christopher nolan (inception & Dark knight) yang seakan diremix dengan gaya Trent reznor (social network, the girl with the dragon tatto). Akhirnya aku beri nilai film The raid 4 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar