Sabtu, 10 Maret 2012

Hogwart ala pesantren Indonesia di Negeri 5 menara

Film negeri 5 menara, diambil dari novel berjudul sama yang terbit di tahun .... yang ditulis Ahmad Fuadi. Walau novel ini menjadi best seller, dan penulisnya sendiri di anugerahi banyak penghargaan. tapi saya kurang enjoy dengan novel ini. Mengapa? entahlah membaca cerita kehidupan pesantren ini ini serasa tak bisa lepas dari bayang-bayang cerita kehidupan sekolah sihir hogwart di novel Harry potter. Tetapi, saya masih suka dengan spirit yang disampaikan novel ini : Man Jadda wa jadda!.

Hingga akhirnya ketika novel akan diangkat ke layar lebar, sikap pesimis pun semakin menyeruak, Bayanganku, akan ada kisah harry potter dengan suasana pesantren....apa serunya?. tetapi melihat bahwa film ini akan disutradarai Affandi (herat break.com, the perfect house) skenario akan ditulis oleh (favorit saya) Salman aristo .... rasa penasaran untuk pergi ke bioskop tetap ada.

Lulu tobing & David chalik
Negeri 5 menara bercerita tentang Alif (Gazza Zubizareta), seorang pemuda asal sumatera barat yang dengan terpaksa masuk ke pesantren Madani di tanah Jawa, mengikuti keinginan orang tua (Lulu tobing & David chalik) yang menginginkan putranya tumbuh menjadi Buya hamka. Dia menjalani kehidupan di Pesantren dengan setengah hati mengingat cita-citanya adalah masuk ITB dan menjadi insinyur seperti Habibie. Di pesantren ini, dia bertemu teman - teman barunya Baso (Billy Sandy) dari Gowa, Atang (Rizki Ramdani) dari Bandung, Raja (Jiofani Lubis ) dari Medan, Dulmajid (Aris Putra ) dari Madura dan Said (Ernest Samudera) dari Surabaya. Suka berkumpul di bawah menara hingga mendapat julukan "shohibul menara" 6 pemuda ini merajut mimpi besar mereka untuk menjadi orang besar mengunjungi 5 menara lain di dunia, berbekal semangat Man jadda wa jadda.

Semangat muda tinggi mereka, mendorong mereka membuat prestasi baru di pesantren madani. bagaimana Baso bisa menjuarai lomba pidato bahasa inggris dengan logat gowa, Si atang yang berhasil membuat genset untuk pesantren mereka, hingga sebuah pertunjukan theatre ibunu batuta yang penuh keajaiban. Tetapi hal ini masih belum membuat Alif melupakan keinginannya untuk masuk ITB, terlebih sahabantnya terus memanas-manasinya untuk keluar dari pesantren.....

hukuman jewer berantai ......
Sebenarnya hasil film ini melebihi ekspetasi yang kuharapkan, semua crew terlebih sutradara Affandi berhasil menampilkan gambaran unik pesantren Madani. Affandi berhasil menangkap hal- hal menarik dari  kehidupan pesantren, simak saat si shohibul menara mendapat hukuman jewer berantai, Cast? untungnya karakter yang dibawakan sudah cukup kuat ditambah sang sutradara sukses mengarahkan mereka. Cukup salut dengan penampilan Billy Sandy, muncul dengan karakter yang "not good looking" tapi dia berhasil menyelamatkan banyak scene. Beberapa pemain senior tampil pas, karena memang mereka bermain di karakter aman, beberapa tampil sangat mengganggu, seperti pimpinan redaksi itu ......

Film ini berhasil membuat saya bergetar dengan slogan "Man Jadda wa jadda'. Salman aristo berhasil menangkap esensi novel negeri 5 menara, untuk menghadirkan dialog tanpa menggurui. Film ini berhasil membawakan misi bahwa pesantren itu bukan tempat orang - orang kolot (bahkan sang kyai pun bermain gitar, dan ada pertunjukan break dance disana!), Film ini juga sukses membuatku setuju bahwa pesantren tak kalah uniknya dengan sekolah sihir hogwart (minus visual effect). tetapi sayangnya, saking asyiknya menyorot "Man jadda wa jadda!" dan kehidupan pesantren film ini seakan lupa menghadirkan kejadian dramatis, yang ditunggu penonton. (khususnya penonton Indonesia seperti saya). Kepergian baso memang bisa jadi klimaks film ini, tetapi sekaligus jadi anti klimaks tanpa adanya rangkaian kejadi dramatis. Memang sih film tak harus melulu hadir dramatis tetapi kita perlu itu untuk menjadi memorable. satu lagi yang perlu dipuji dari film ini : score karya Yovie widiyanto!

Akhirnya saya film negeri 5 menara ini saya beri nilai 3 dari nilai maksimal 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar