Minggu, 17 Maret 2013

Django unchained; Best Tarantino Movie Ever!

The "D" is silent, payback won't be
Di suatu musim dingin di Amerika serikat tahun 1858, seorang dokter gigi asal Jerman Dr. King Schultz (Christopher waltz) membebaskan segerombolan budak milik spock bersaudara. Dokter. Schultz sendiri sebenarnya lebih suka menjadi seorang bounty hunter (pemburu hadiah) dari pada menjadi seorang dokter gigi. Dia memburu membunuh orang-orang yang dinyatakan buron oleh pengadilan Amerika, dan menukarkan “jasad” buronan dengan hadiah uang. Upaya membebaskannya serombongan budak, dilakukan hanya dia ingin membebaskan Django (Jamie fox), seorang budak yang tahu wajah dan keberadaan Brittle bersaudara yang menjadi target “buruan” dr. Schultz. Sebuah opening scene yang bisa menjadi teaser keseluruhan cerita, Adegan “pembantaian” Spock bersaudara yang harusnya keras, ditampilkan dengan bumbu komedi dan skenario yang bisa dikatakan original, dan segar (karena cerdas saja tak cukup), dan  ini yang akan anda dapatkan sepanjang film Django unchained.

Schultz - Django
Aksi unik dr. Schultz – Django dimulai dengan mengungkap menembak mati seorang buronan yang menyamar menjadi seorang marshall, lalu dilanjutkan menu utama memburu menembak mati Brittle brothers. Merasa cocok bekerja sama dengan Djanggo, ia lalu menawarkan untuk berpatner, dengan imbalan akan membantu Django menemukan istrinya, Bromhilda (Kerry Washington). "Duet" Schultz- Django cukup kontrovesi di jaman itu, melihat seorang berkulit hitam yang bebas dari perbudakan saja seperti sesuatu yang mustahil, apalagi melihat Django yang berkuda berdampingan dengan seorang berkulit putih.
Dr. King Schultz : How do you like the bounty hunting business?
Djanggo : Kill white people and get paid for it? What's not to like?
Cukup mudah bagi Schultz mencari seorang istri django, yang memang menjadi satu-satunya budak yang bisa berbahasa Jerman. Mereka mendapatkan Bromhilda ada di perkebunan Candyland, Missisipi milik Calvin candie (Leonardo di capiro). Candie tergolong eksentrik, dia suka mengadu budaknya sebagai hiburan atau dikenal dengan sebutan Mandingo fights. Membeli Bromhilda secara langsung, jelas akan ditolak mentah-mentah oleh Candie, maka seperti biasa Schultz menyusun scenario penipuan.

Stephen - Calvin
Untuk menarik perhatian Calvin candie, Django dibuat sekesentrik mungkin. Dia menjadi kaki tangan yang lebih dominan dari tuannya. Intinya dr. Schultz ingin memberikan Djanggo, sebuah image budak yang tak mau terlihat seperti budak. Setelah mendapat perhatian Calvin candie, mereka mulai menawar seorang petarung terbaik milik Calvin dengan harga tinggi dengan bonus Bromhilda. Sayangnya trik Schultz & Djanggo terendus Stephen (Samuel L Jackson), kepala pelayan Candyland. Lalu sebuah adegan penuh  darah, ledakan, dihadirkan dengan intensitas tinggi menjadi penutup film ini. spoiler hampir semua karakter utama film ini mati.
  
Film ini memang masih sebrutal film Tarantion sebelumnya, seperti (dan yang menjadi favoritku) :  Kill bill & Ingloriuous bastrad, tetapi Djanggo unchained hadir lebih cerdas. Tarantiono sukses mempermainkan perasaan penonton (…halah nonton pakai perasaan). Dia tahu cara “mengocok” adrenalin, dan mood para penonton nya. Saya sendiri bisa dibuat merasa ngeri, tegang, terharu, dan tertawa dalam satu scene sekaligus. Tak salah Jika juri Academy award menganugrahkan oscar best original screenplay, dan nominasi best director, untuk Quentine tarantino (yang bertindak sebagai penulis skenario, dan sutradara). Salah satu faktor penarik para kritikus, karena Tarantion seperti meremake berbagai cerita film wetern lama dalam suatu alur cerita baru. Saya sendiri belum bisa berkomentar banyak soal ini, karena memang masih belum punya referensi banyak tentang film western, khususnya Djanggo, & Mandingo fights.
   
Pujian juga perlu diberkan untuk seluruh cast, yang mampu memainkan perannya masing-masing secara luar biasa, khususnya Christopher waltz yang dianugerahi oscar best supporting actor keduanya (setelah ingloriuous bastard, )
  
The battle scene
Saya penasaran apakah perlakuan terhadap budak berkulit hitam di Amerika di tahun 1800an sebrutal seperti yang dicerotakan dalam film ini? Yang pasti hasil googling saya mendapatkan adanya peraturan yang dikeluarkan pemerintah Misssisipi tahun 1822 yang melarang “perlakuan atau hukuman kejam” terhadap budak. Bahkan di tahun 1860 ada seseorang berkulit putih yang dijatuhi hukuman berat setelah membunuh budaknya sendiri. Namanya film fiksi, keakuratan nomor 2 yang penting alurnya masuk akal!. Di luar itu, saya sangat setuju bahwa film ini disebut sebagai film Quentine tarantino terbaik. Berbeda dengan film -film tarantino sebelumnya yang terlalu "segmented" saya yakin semua orang akan menyukai film ini (tapi ingat film ini terlalu keras untuk anak-anak). Maka, tak salah film ini juga menjadi film terlaris Tarantino.
 
Nilai : 4,5 dari nilai max 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar