Kamis, 08 November 2012

Boys Will Be Boys (Review Film Ted)


Pernah dengar ungkapan “Boys will be boys?” Suatu ungkapan yang mengingatkan bahwa seorang anak laki-laki akan tetap terus menjadi anak-anak berapapun umurnya. John bennet (Bretton marley) adalah seorang seorang anak yang kesepian tanpa anak yang mau berteman dengannya, tidak diceritakan latar belakang kenapa John kesulitan diterima oleh komunitasnya. Sehari-hari John yang kesepian hanya ditemani boneka Teddy bear hadiah natal orang tuanya. Mendadak keajaiban datang, tiba-tiba saja boneka teddy bear itu bisa berbicara. Dalam waktu singkat boneka bicara ini mendadak terkenal, hingga waktu pun berjalan.

Cerita kemudian melompat saat John bennet (Mark Walberg) telah berumur 35 tahun dan tinggal bersama sang pacar Lori Collins (Milla kunis). Lory adalah seorang wanita mandiri, memiliki karir yang cukup bagus,dan …  sekilas kehidupan dengan John-Lori ini terlihat sempurna, tetapi John masih ditemani boneka Teddy bearnya.
[Thunder song] When you hear the sound of thunder/ Don’t you get too scared/ Just grab your thunder buddy / And say the magic words/ F*ck you thunder/ You can suck my dick/ You can’t get me thunder/ Cause you’re just God’s fart/
Best scene : Thunder song
Memiliki boneka Teddy bear (Seth McFarlan) yang bisa bicara itu lucu, tetapi apa jadinya jika boneka ini tumbuh bersama kita?. John menjadi “tak bisa dewasa”, ia tak bisa berkomitmen, tak punya arah & tujuan hidup, dan tak tahu arti bertanggung jawab. John lebih suka menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dengan bonekanya dan masih hidup dengan karakter-karakter fantasi masa kecilnya. Lory yang sudah merasa jengah dengan kehadiran Ted memberikan pilihan John untuk memilih dirinya atau Ted. 

Alhasil, aksi kejar-kejaran untuk menyelamatkan Ted dari seorang psikopat (Giovani ribbisi), mengingatkan Lory bahwa walau John tak bisa hidup tanpa dirinya, tetapi memaksa seorang pria meninggalkan masa kanak-kanaknya sama seperti mencabut separuh hidupnya.Sayangnya aksi kejar-kejaran ini menjadi anti klimaks film

Ted : Wow, look at you! Half muslim, half American and you sold 37 million records!
Norah jones : Actually, I’m half Indian, but thanks.
Ted : Thanks for 9/11
Tak disangka boneka Ted, yang lucu dan imut-imut berceloteh sarkasme yang mungkin tidak bisa diterima oleh semua orang. Kekurangajaran celotehan Ted, ini membuat bioskop memberikan peringatan bahwa film ini khusus dewasa (jarang terjadi di bioskop Indonesia). Kekuatan film ini ada pada Ted, guyonan sarkasnya menyegarkan semua scene, yang sebenarnya sudah menjadi ciri khas skenario buatan Seth McFarlan (Family guy). Film ini juga bisa jadi ajang nostalgia bagi para pria berumur 30an dengan karakter idola masa kecil mereka seperti Flash Gordon, dll
John : I’ll walk, I might get raped but if I do I’ll know it’s my fault because of what I’m wearing
John - Lory
Untuk cast, saya tidak bisa membayangkan actor lain yang bisa menggantikan posisi mark whalberg di sini. Perhatikan mimik Mark whalberg yang seakan seperti “bocah tua”. Yang tidak kalah lucunya di film ini adalah suara naratornya (di isi oleh Patrick stewart). Saya cukup kecewa dengan kurang dimaksimalkan potensi karakter 2x antagonis salah satunya yang dimainkan oleh Giovani ribbisi. Akhirnya walau sempat terganggu dengan beberapa guyonan Ted, dan tak suka dengan ending film ini, saya nominasikan film ini sebagai salah satu film komedi terbaik tahun ini.

Nilai : 4 dari nilai max 5

1 komentar:

  1. BAYAR PAKAI OVO GO-PAY PULSA XL = AXIS = TELKOMSEL

    || POKER | DOMINOQQ | CEME | CAPSA | SAKONG||


    Merdeka Deposit Min Rp.50.000 Bonus 4.500 || Merdeka Deposit Min Rp.100.000 Bonus 8.000

    Merdeka Deposit Min Rp.200.000 Bonus 17.000 || Merdeka Deposit Min Rp.500.000 Bonus 45.000


    WhastApp : 0812-9608-9061

    BalasHapus