Jumat, 28 Oktober 2011

If tomorrow never comes

Dunia dikejutkan dengan tewasnya mantan penguasa Libya selama42 tahun, Muammar Gaddafi 20 oktober lalu dengan cara yang kontroversi. Sebagian memuji pembunuhan ini sebagai suatu prestasi, sebagian lagi menghujat aksi pembunuhan ini.  Bagiku ini adalah ironi, Gaddafi terguling dengan peran yang sama dengan pemerintahan otoriter yang dia gulingkan. …… Sebentar – anda boleh tidak setuju dengan pendapat saya ini.
Memang sulit menilai orang yang jauh, apalagi cuma teramati dari media saja. Gadhafi seakan meninggalkan 2 kesan kepribadian yang bertolak belakang sebagian memuji kebaikannya, keberaniannya dalam melawan dominasi barat, hingga sosok revolusioner. Tapi, tak sedikit juga yang mengenangnya sebagai seorang otoriter yang kejam terhadap semua lawan politiknya. Dunia pun mengartikan ganda kepergiannya, sebagai hilangnya satu otoriter dari muka bumi ini dan hilangnya penyeimbang dunia barat. Kita hanya bisa menunggu waktu untuk menjawab.

3 hari setelah itu,pada 23 oktober lalu kecelakaan terjadi di sirkuit MotoGP Malaysia, merenggut nyawa Marco simoncelli. Dunia lalu mengartikan kepergian mantan juara kelas 250 cc ini sebagai kehilangan yang teramat sangat potensi hiburan dari arena balap motor.

Lalu bagaimana jika kita meninggal sekarang juga. Seperti apa kita akan dikenang?
Akankah kita dikenal sebagai seorang pemimpi?, pejuang?, pahlawan? pecundang? aneh? Eksentrik?  atau tak ada yang merasa kehilangan dan sebentar dunia akan melupakan anda?

Lalu kematian anda akan merubah apa? Minimal jangan sampai kematian anda membawa perubahan besar dalam kegagalan anak anda dalam menempuh cita-citanya karena alasan biaya, untuk ini anda perlu asuransi…..*sampai disini aku sudah ok khan jadi sales asuransi? ……

atau iyaaaa bolehlah kalian menyebut "seperti apa kita akan dikenang"  itu tak penting, menyiapkan kehidupan setelah mati itu jauh lebih penting.

Aku mengenal beberapa teman yang berani menantang bahaya melakukan aksi bodoh di jalanan dengan mempertaruhkan keselamatan hingga nyawa mereka,  ketika ditanya gak takut mati ? mereka hanya menjawab dengan tertawa terbahak sambil berkata : “takut mati?... kalaupun mati, setidaknya kita akan dikenal sebagai LELAKI” ….. duh mungkin dia baru operasi ganti kelamin sehingga berani melakukan tindakan gila demi ingin dikenang sebagai lelaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar