The hunger games adalah film
yang diangkat dari novel berjudul sama karya Suzanne collin. Film bersetting
masa depan, di sebuah negara bernama Panem. Sebagai hukuman atas pemberontakan
yang dilakukan oleh 12 distrik, pemerintah pusat Panem, memilih 1 pria dan 1
wanita berumur 12 – 18 tahun (ditentukan dengan cara undian & dijuluki the
tribute) di masing – masing distrik pemberontak untuk ikut kompetisi bertajuk
“The Hunger Games”. Para “orang terpilih” ini di lepas dalam sebuah hutan,
disana mereka harus bertarung, saling bunuh hingga menaklukan ganasnya alam
liar.
Orang yang terakhir HIDUP, akan dinobatkan sebagai pemenang, dan
dianugrahi berbagai kemuliaan. Uniknya, acara ini dikemas laksana sebuah
reality show televisi. Kamera tersembunyi tersebar di seluruh hutan,
mengabadikan seluruh gerak – gerik mereka dan disiarkan ke televisi.
Di tahun penyelenggaraannya
yang ke-74, Katniss everdeen (Jenifer Lawrence) secara sukarela menjadikan
dirinya “the tribute” distrik 12, menggantikan adiknya yang namanya keluar
dalam undian. Bersamanya, terpilih juga Peeta melark (Josh Hutcherson) sebagai
wakil laki-laki distrik 12. Berbeda dengan pemerintah pusat yang menyambut
meriah acara The hunger games laksana pertandingan sepak bola piala dunia. Penduduk
di masing – masing distrik menganggap ini sebagai sebuah vonis mati bagi anak –
anak mereka.
Katniss & Peter pun
pergi ke ibu kota Panem, untuk memulai prosesi acara the hunger games. Disini, kita
di ajak melihat sebuah alasan klise pemberontakan di masa lalu, kesenjangan
social! Distrik 12 yang kaya akan energy (batu bara) sangat jauh terbelakang,
kekurangan bahan makanan, bertolak belakang dengan ibu kota Panem, yang megah,
canggih dan penuh kemewahan. Disini kita akan melihat congkaknya orang kota Panem,
yang menganggap orang daerah sebagai orang bodoh, terbelakang. Pemerintah pusat
Negara Panem juga merasa telah berjasa memberi
makan masyarakat di distrik 12, padahal selama ini mereka hidup dengan mengeruk
sumber daya distrik 12. Yap... kondisi yang sama seperti Papua- Jakarta.
Team distrik 12 |
Stanley tucci |
Pasangan Katniss – Peeta ini
sudah menarik perhatian publik saat muncul dengan pakaian apinya. Katnis
dikenal sebagai gadis yang jago memanah, dan spirit “independennya”.. Simpati
publik bertambah saat, Peeta menyatakan cintanya kepada Katniss, orang yang
harus dia bunuh atau membunuhnya dalam turnamen. Demi meraih simpati penonton,
Katnis pun menyajikan sebuah cinta segitiga, dengan seorang pria yang menjaga
keluarga Katnis di distrik 12.
Alhasil hadirlah film dengan
kisah cinta remaja ya model-model film twilight, yang rasanya tak cocok dengan
usia saya. Tetapi, saya tidak akan menonton film ini jika tidak ada suatu yang
menarik. Konsep acara hunger games menjadi alasan utama saya pergi ke bioskop.
Alasan kedua yang membuat film ini tampil lebih baik dari Twilight adalah
semangat memberontak!.
Semangat yang kusuka adalah “walau
mereka tidak mungkin melawan system yang ada, tapi mereka menolak jalur
hidupnya ditentukan orang lain”
“…. I just keep wishing I could think of a way to show them that they don’t own me. If I’m gonna die I wanna still be me”
Peeta - Katnis - Gale |
Mengapa saya suka semangat
ini? karena kita hidup dengan masyarakat yang tak pernah berhenti mengatur
bagaimana kita harus hidup. Mereka mengatur kapan kita harus menikah, menentukan
kita harus punya benda apa untuk bisa keren(gadged, mobil, dll), dan lain
sebagainya. Tatanan ini membuat banyak orang menjadi buas memenuhi ambisinya
masing – masing. Banyak orang yang justru merasa hidupnya berhasil jika telah
menjalani system orang lain, lalu dengan congkaknya mentertawakan dan
menganggap gagal orang – orang yang tidak melakukan cara hidupnya ….. bagiku
itu sungguh menyedihkan.
Tanpa spirit memberontak,
saya tak akan beri nilai film the hunger games ini 3,5 dari nilai max 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar