Apa mimpi buruk bagi seorang ibu?
Kehilangan anak, atau si anak membencinya, atau orang – orang di sekitarnya
membencinya gara – gara ulah si anak, atau gagal dalam mendidik anak, atau si
anak sakit hingga cacat karena kelalaian ibu, atau kehilangan suami, dan mungkin banyak lainnya. Mimpi – mimpi
buruk itu merupakan kenyataan yang dihadapi oleh Eva khatchadourian (Tilda
swinton) di film We need to talk about.
Eva di film ini digambarkan sedang
mengalami depresi berat. Bangun tidur dengan puluhan pil di meja dan mendengar suara-suara dan bayangan traumatik
dari masa lalu. Eva memulai mendapatkan pekerjaan di sebuah travel agent,
disebuah kota kecil. Siang itu dia mengunjungi anaknya di penjara. Pertemuan
Eva dan anaknya diperlihatkan berlangsung sangat dingin hampir tanpa kata-kata.
Kehidupan Eva diperparah dengan tatapan “penuh tanya” dari orang-orang
disekitarnya. Eva juga digambarkan tiba-tiba mendapat pukulan, dari orang yang
tak dikenalnya, hingga harus kucing-kucingan menghindari beberapa orang yang
marah ke dirinya. Kekacauan hidup Eva ini bersumber pada putra pertamanya,
Kevin.
Kevin kecil |
Kevin sebenarnya tergolong anak
yang cerdas, tetapi entahlah kecerdasannya dia gunakan untuk membenci dan
meneror ibunya. Saat bayi, Kevin sering menangis histeris tanpa sebab di dekat
ibunya, tetapi tidak didepan ayahnya. Sejak balita, Kevin juga terlihat memiliki
resistant yang tinggi saat ibunya memberikan pelajaran mengucapkan kata
pertama, berhitung, hingga menggunakan WC. Kemarahan Kevin kepada ibunya berlanjut kepada
adik perempuannya, dia menyebabkan sang adik kehilangan satu matanya. Puncak
psikopat Kevin terjadi saat ayah Kevin meminta cerai dari ibunya. Kevin menjadi
kalap, dia lalu membunuh ayah, adik, guru, dan teman-teman sekolahnya secara
membabi buta, yang menjadi awal kacaunya hidup Eva.
Entah kenapa dengan kesehatan
jiwa Kevin. Dia mendapat perlakuan dan pendidikan secara normal. Ibunya memang pernah berucap bahwa Kevin bayi
membuat kehidupan sang ibu menjadi buruk, karena frustasi melihat Kevin bayi
terus menangis dan melempar makanannya. Ibunya juga pernah di puncak emosi
membanting Kevin kecil hingga mengalami patah tulang, tetapi secara
keseluruhan, sang ibu berusaha mati-matian mendapat hati sang anak dan berusaha
menjalin hubungan yang sehat. Di akhir film, Eva kembali menanyakan alasan Kevin
melakukan semua hal psikopat itu, dan hanya dijawab : “bahwa dulu dia merasa
punya alasan, tetapi sekarang dia tak yakin lagi dengan alasan itu.” Jawaban
yang menyisahkan tanda tanya besar bagi yang penasaran dengan apa yang telah
terjadi.
Tilda swinton & 3 aktor pemeran Kevin |
Film We need to talk about Kevin diadaptasi dari novel berjudul sama karya Lionel
shriver. Tilda swinton berhasil membawakan peran ibu yang sangat frustasi
melihat kehidupan anaknya. Atas perannya di film ini Tilda swinton banyak mendapatkan
penghargaan best actress, dari berbagai festival film. Sayangnya penampilan
Tilda swinton ini justru terlupakan oleh Oscar. Acungan jempol juga diberikan
departemen cast yang berhasil menemukan 4 talenta yang hampir sempurna
membawakan karakter Kevin. Karakter Kevin disini hanya perlu memandang, atau
berbicara satu dua kalimat untuk membuat kita frustasi melihat kelakuannya,
sekaligus memberikan kejutan saat dia menunjukkan sisi humanisnya. Satu adegan
di buku yang tak tergambar di film yang menurutku bakal jadi satu titik balik
yang sangat berarti bagi karakter Kevin, yaitu : permintaan maaf Kevin kepada
sang ibu.
Walau menceritakan kehidupan
seorang psikopat, film ini menjauhi area kekerasan. Sang sutradara fokus
menghadirkan berbagai ekspresi emosi, frustasi, penyesalan, dan kegagalan, yang
ditampilkan dengan sangat bagus. Sayangnya bagi beberapa orang yang selalu menginginkan
sebuah drama dengan “intensitas tinggi” dalam film, akan kecewa dengan film ini.
Scene film ini juga sering berpindah dari masa depan ke masa lalu secara acak,
menuntut para penontonnya lebih jeli menyusun adegan yang ditampilkan.
Nilai : 2,5 dari 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar