Setelah membahas
kehidupan wanita yang kurang beruntung, saya mencoba menonton film yang
bercerita tentang kumpulan wanita yang hidupnya sudah sama bebasnya dengan para
prianya, Bridesmaid!. Awalnya saya kurang menyukai film ini, dan berhenti di
1/3 alur film, karena tidak tahan melihat "hahahihi" kumpulan wanita yang tak
bisa saya mengerti. Setelah film ini mendapat pengakuan, dengan mengumpulkan
banyak nominasi di banyak festival film, saya berfikiran untuk melanjutkan 2/3 sisa film ini, mencari tahu apa
yang hendak disampaikan film ini.
Kehidupan Annie
(Kristen wig) memasuki masa-masa gelap. Di pertengahan usia 30 tahunan, wanita,
ini mengalami kebangkrutan, Usaha toko kue yang dirintisnya bersama sang pacar
bangkrut, dan menghabiskan seluruh simpanannya,
berikut perginya sang pacar. Untuk menopang ekonominya, dia bekerja
sebagai pelayan toko perhiasan, yang ternyata juga tak berumur lama. Annie
dipecat karena terlibat pertengkaran dengan customernya. Ekonomi yang makin
memburuk membuat Annie terdepak dari apartemennya, dan kembali tinggal dengan
sang ibu. Untuk urusan asmara tak kalah suram, dia menjalani hubungan tanpa
status dengan pria yang suka memuja dirinya sendiri, Ted (John Hamm). Alih – alih akan
memulai hubungan baru, Annie justru mematahkan hati seorang polisi Natahn rodes
(Chris O’dowd). Satu – satunya sumber kebahagiaannya, bagi Annie adalah sahabatnya,
Liliian (Maya Rudolph) yang akan menikah . Gak di timur gak di barat pernikahan
seperti mengucapkan salam perpisahan kepada teman-teman singlenya, dan ini
membuat Annie makin frustasi… dan makin mengacaukan hidupnya.
Annie & Lillian |
Dalam proses
pernikahan Liliian, Annie diminta untuk menjadi bridesmaid bersama 4 wanita
lainnya, Saudara sepupu Lillian yang sinis Rita (Wendi
McLendon-Covey), Becca (Ellie Kemper), Calon adik ipar Lillian Megan (Melissa McCarthy)
yang “liar” dan si perfeksionis Helen (Rose Byrne) yang merupakan istri dari
bos calon suami Lillian. Film bergulir
dari satu scene ke scene lain menggambarkan obrolan 6 wanita merencanakan
rangkaian pesta pernikahan, membuat kepalaku jadi pusing. Bukan film komedi
jika semua rencana berjalan mulus, simak saat mereka melakukan “fitting” baju di tempat yang sangat
mahal dikacaukan oleh peristiwa keracunan makanan dengan adegan yang sangat
menganggu. Kekacauan juga terjadi pada saat mereka harus diturunkan dari
pesawat yang akan membawa mereka ke Vegas untuk bachelor party. Terdapat
persaingan antara Annie, dan Helen untuk menjadi yang teristimewa dalam squad
bridesmaid ini Si Helen berkali – kali menyerobot ide Annie, terlebih didukung
keuangan Helen yang memang jauh lebih beruntung dibanding Annie. Puncak
kemarahan Annie terhadap Helen ditumpahkan ke Lillian saat prosesi “Shower”,
yang akhirnya memutus persahabatan mereka. Sempurna untuk rangkaian ketidak
beruntungan Annie dengan tidak punya teman.
Saat pria bukan menjadi pesaing, saat system dan etika
menempatkan para wanita sama tinggi dengan pria, ternyata para wanita ini bersaing
dengan sesamanya. Memang sifat dasar manusia untuk mendapat pengakuan menjadi yang terbaik dalam status maupun apapun yang dimilki (keluarga, harta,
teman, karir, anak, dll). Menentang system persaingan ini pun tak ada gunanya,
malah menunjukkan betapa menyedihkannya kita.
Becca, Megan & Rita |
Saya akui, scenario film ini tampil cukup baik, sang penulis
scenario yang juga aktris utama di film ini, Kristen wig menampilkan kehidupan
wanita dipertengahan 30 an dengan sangat jujur. Para pemain bermain cukup
apik. Walau banyak nilai plus tetapi tetap saja saya kesulitan menikmati film
ini, terlebih di bagian “women talk”. Ocehan 6 wanita ini serasa sangat
menganggu (dalam artian berisik), menimbulkan pertanyaan kok bisa ya ada yang tahan
punya istri banyak?, mendengar 6 wanita mengekspresikan pendapatnya secara
bebas saja buat pusing..… ups itu bedanya dengan kumpulan wanita yang dipoligami.
Nilai : 2 dari nilai max 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar