Jumat, 06 September 2013

AZRAX; Generasi Baru Film Action Indonesia.... katanya



Saya teringat sebuah bit dari salah satu stand-up comedy show-nya Pandji di Bhineka tunggal tawa, kurang lebih seperti ini : “Aa’ Gatot Brajamusti adalah ketua Parfi. Sebuah organisasi yang anggotanya (apalagi ketuanya) wajib minimal main satu film. Aa’ Gatot ini pernah bermain di sebuah film misteri, anda tahu film apa itu? gak ada yang tahu? Nah disitulah letak misterinya…“. Setelah Film “AZRAX; melawan sindikat penjualan wanita” ini beredar, bit dari pandji tadi tidak akan lucu lagi (kalah lucu dengan aksi Aa' Gatot)

AZRAK dibuka dengan sibuknya kehidupan sehari-hari Aa' gatot Brajamusti. Dia mengajar mengaji, silat, berebut makanan dengan anak-anak, menjadi tempat minta tolong tetangganya yang kesulitan keuangan, menghajar preman, meladeni kegenitan gadis-gadis desa, hingga menjawab mengapa nama panggilan Aa’ Gatot adalah Azrax (dianya juga bingung …). Ada trend di desa tempat tinggal Aa’ Azrak dimana gadis-gadis di desa itu memilih pergi mencari peruntungan menjadi TKI di luar negeri, tak peduli sudah banyak korban TKI di desa itu.  Persoalan ekonomi yang sulit membuat mereka selalu terpikat bujuk rayu para makelar TKI. Lalu sebuah berita di televisi membuat warga kampung perlu datang berbondong-bondong mengadu ke Aa’, dan memintanya untuk turun tangan membongkar sindikat ini sekaligus memulangkan anak-anak mereka (Aa’ Gatot Brajamusti for President!).
   
Masalah buat loe?
Lalu kita diperkenalkan dengan 2 sidekick Aa’, Budi dan Ricky.  Budi (Yama carlos) seorang preman Jawa timur yang mencari keponakannya bernama Jamila  yang dibawa penyalur TKI. Budi punya sifat yang temperamental, dan selalu punya cara berteriak dengan amat dramatis.  Ricky  (Mario irwinsyah), aktivis pendamping TKI, selalu punya cara menemukan lokasi sindikat rahasia di internet (mungkin dari wikipedia). Dia bergabung dengan Aa’ untuk mencari kekasihnya Fanny (Nadine chandrawinata) seorang wartawan yang menyamar jadi seorang TKI yang dikirim secara illegal ke Hongkong.
    
Upaya pencarian menyatukan mereka (Aa' Azrax-Budi-Ricky) dalam suatu aksi maha dahsyat untuk membongkar sindikat perdagangan wanita dari Jakarta hingga ke Hongkong. Sepanjang film, kita akan diajak menikmati bagaimana Aa’ Azrak menghajar para penjahat dengan amat sangat cool. Aa’ Azrax bahkan bisa menghajar para preman tanpa melangkahkan kakinya yang mengingatkan saya akan aksi Keanu reeves di film The Matrix. Dia bisa menghajar musuh dengan benda apapun disekitarnya, walaupun itu sebuah lampu taman. Kerennya Aa' Azrax bisa dengan cool menghajar preman yang mengganggunya saat dia minum, tapi gagal menghalau gadis–gadis yang menggodanya saat makan opor jantung pisang (sedih..).
   
Rentetan aksi Aa’ Azrax (kok lama-lama geli ya tiap menyebut namanya)  dari Jakarta hingga Hongkong membawanya pada suatu penemuan yang mencengangkan. Dimana, otak besar sindikat ini adalah seorang yang sangat tak terduga, Ternyata dalang dari semua masalah adalah Mamang!  -bahkan walaupun saya berikan spoiler dan menjelaskannya pun kalian tetap tak bisa menduganya (hilarious)-. Rangkaian aksi sepanjang filmpun mencapai puncaknya saat Aa’ Azrax menyerbu rumah Mamang. Aksi nekat Aa’ Azrax ini  mengingatkan saya akan aksi Iko uwais saat tinggal sendirian menyerbu apartemen yang dihuni ratusan penjahat di film The raid. Tak hanya adu jotos, Aa’ sampai perlu adu argument  maha dahsyat dengan Mamang  yang mengingatkan saya adegan Tom curise Vs Jack Nicholson di film A few goodman. Hingga Aa’ nyaris celaka gara-gara polisi yang datang terlambat  … yang mengingatkan saya pada film pernikahan dini (saat Agnes monica telat haid).
 
Kalo anda jeli nada akan menemukan penampilan bintang tamu yang menawan “Reza artamevia” yang mengingatkan saya akan penampilan menggoda Monicca beluchi di film  Malena.
   
Sebuah film yang inspiratif (saya juga bisa terinspirasi saat nonton bokep kok) mengingatkan kita akan bahaya laten sindikat penjualan wanita. Semoga film ini bisa membuat gadis-gadis di seluruh negeri ini berhati – hati dan berfikir ulang saat memutuskan menjadi TKI  apalagi ikut kontes  Miss World (#eh...).  Film ini juga bisa menjadi  sentilan untuk para pemimpin yang hanya bisa berjanji memperbaiki upaya perlindungan TKI. Mereka seharusnya malu dengan Aa’ Azrax yang menyelesaikan semuanya dengan turun langsung ke lapangan. Aa’ Azrax  membangun citra tak hanya dengan blusukan, tetapi langsung menghajar pantat para penjahat (minggir Jokowi!). Jika aksi Aa' tak mengetuk hati para pemimpin, semoga penderitaan para TKI yang ditampilkan secara gamblang di film ini bisa menggerakkan para pemangku kekuasaan negeri ini untuk bertindak. Jika itu juga tetap tidak bisa, mereka pasti bisa merasakan perasaan Nadine Chandrawinata yang dimaki “BEACH!!!” oleh para preman (HEY LEAVE my beautiful city alone!!!). 
   
  
…… terhening sesaat sambil menyeka air mata …..
     
   
 
Sekuel Azrax : Superman Vs Azrax (via @imandita)
Akhirnya film ini hanya tentang Aa’. Para penjahat itu muncul hanya agar bisa Aa' bisa pamer action yang membuat saya harus menabur bunga pada film Merantau, trilogy Merah putih, dan the Raid. masalah silih berganti datang di sepanjang film, agar Aa ‘ bisa bertindak dengan bijaksana, bahkan Ricky & Fanny sampai perlu bersitegang –tanpa alasan yang jelas- demi agar Aa' bisa muncul dan mendamaikannya. Dialog-dialog di film ini dibuat untuk menguatkan karakter Aa’ yang cool abes, seperti salah satu dialog yang diucapkan Aa' -dan merupakan quote of the year- : "ciluuuuk baa....". Akankah serangkaian kejadian absurd film ini mencapai puncaknya di malam penghargaan film Indonesia, seperti menang film terbaik FFI? (Alhamdulillah tidak).
    
Note : Jika pada tulisan di atas anda menemukan kalimat : “adegan ini mengingatkan saya pada film …” itu saya cuma sekedar mengingat loh, karena dengan memori-memori bahagia itu, saya bisa bertahan menyaksikan film ini sampai selesai. *lambai-lambai ke kamera.

Nilai : 0 dari nilai Maks 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar