Bagi Victor Frakenstein (diisi
suara oleh Charlie tahan) hidupnya adalah untuk menciptakan sesuatu, Bocah yang
seharusnya menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang bersama temannya justru
sangat gandrung akan segala hal yang berbau science & technologi, bahkan
dia sudah bisa membuat film 3D sendiri. Victor tinggal bersama kedua orang
tuanya di sebuah kota kecil bernama New Holland. Kegandrungan Victor akan penemuan makin
menjadi saat gurunya Mr. Rzykruski's (busyet namanya konsonan semua, diisi
suara oleh martin landau), menantang murid-muridnya untuk memenangkan piala science fair yang jadi prestise
tertinggi di kota itu. Alhasil semua teman-teman Victor pun terpacu menemukan
hal baru.
Kondisi sebaliknya justru dirasa
kedua orang tua Victor (diisi suara oleh Catherine o’hara & Martin short) merasa
cemas anaknya semata wayangnya terlalu tergila-gila dengan science hingga
melupakan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Walau dikenal sebagai
anak terpandai dikelasnya, Satu-satunya teman yang dimiliki Victor adalah Sparky
anjingnya. Hingga suatu kecelakaan membuat victor kehilangan sparky.
Atas ide guru sciencenya yang punya banyak konsonan ini
Victor membangkitkan sparky dengan aliran listrik dari kilat. Idenya berhasil membangkitkan
anjingnya dari kematian. Hingga persaingan memenangkan kompetisi science fair membuat teman-teman victor
mencuri mentah-mentah ide victor, dan mereka justru menciptakan monster yang
menyerang kota kecil tempat tinggal mereka.
Film Frankenweenie sebnarnya
adalah film pendek yang dibuat tahun 1974. Walau mendapat pujian dimana-mana
film ini enggan dilirik studio besar untuk diangkat ke versi panjang. Film ini
dinilai terlalu “nanggung”, maksudnya film ini terlalu gelap untuk tayangan
anak-anak, tetapi terlalu cheesy
untuk tayangan “horror gothic”. Disney yang akhirnya memuluskan ide Burton
membawa film ini ke versi film panjangnya, sebenarnya juga ragu, film ini harus
mengalami penundaan penayangan hingga 1 tahun. Alih-alih memperjelas segmennya,
film ini tampil dengan format stop motion hitam putih yang memperkuat nuanasa
gothic, tetapi masih menceritakan kehidupan dari view anak-anak. Film ini jadi
film stop motion yang dirilis dalam format 3D. berhasil ? hasil box office
lumayan. Dengan budged US$ 39 juta film ini sudah mengantongi lebih dari US$ 60
juta.
Saya mencoba sedikit test case dengan mengajak 2 keponakan
saya untuk menonton film ini. Menurut keponakan saya yang SMP, film ini ingin tampil
menakutkan tapi justru hasilnya tidak ada seram-seramnya sama sekali. Keponakan
saya yang masih TK merasa film ini terlalu “seram” untuknya. Mungkin hanya saya
yang menikmatinya.
Lagi-lagi Tim burton berhasil
menampilkan genre baru, setelah telenovela gothic, kini muncul drama gothic
anak-anak. Nuansa horror dibangun berdasarkan karakter yang seharusnya tampil
cerah, simak saja teman-teman victor, seperti Elsa van helsing (diisi suara
oleh Winona ryder), atau edgar yang lebih mirip monster dari pada anak SD, simak
karakter yang lebih mirip seorang monster, atau gadis aneh yang selalu membawa
kotoran kucing. Burton rupanya ingin mengabdikan karakter-karakter horror pujaanya
dalam karakter-karakter di film ini.
Seperti film Burton sebelumnya,
dia mengajak Danny elfman untuk membuat scorenya. Lagi-lagi Danny berhasil menghadirkan music gothic yang berhasil membangun
suasana. Tak hanya bermain pada karakter & teknis, Tim burton juga seakan
menghadirkan hipotesa bahwa science tanpa kontrol sosial itu horor, dan kontrol
sosial yang terlalu menghakimi juga lebih horor. Akhirnya walau hadir secara segmented, tetapi aku menyukai film ini.
Nilai: 3 dari nilai max 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar