Minggu, 10 Maret 2013

Zero Dark Thirty; Visualisasi Sebuah Laporan Militer?



Sejak penyerangan menara kembar World trade center, New York pada 9 september 2001, Nama   Osama bin laden dan organisasinya Al-Qaedah langsung melambung sebagai yang paling dicari no. 1 di muka bumi. Film Zero dark thirty sendiri sampai menyebut Osama sebagai orang paling berbahaya di dunia. Osama bin laden yang awalnya menyangkal, akhirnya mengakui dan bertanggung jawab atas serangan yang dikenal dengan sebutan “9/11”. Yang unik “perburuan” Osama bin Laden oleh pemerintah Amerika melalui CIA ini justru jadi ajang sebaliknya. Osama memanfaatkan situasi ini untuk menghembuskan propaganda anti Amerika, dan menyatakan perang terhadap Amerika & sekutunya dengan menyebar terror ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Maya (Jessica Chastain) adalah officer muda CIA, dia baru lulus pendidikan saat bergabung dengan tim CIA di Pakistan. Tugasnya untuk membuka tabir jaringan Al Qaedah & menangkap semua tokoh Al-Qaedah, yang disinyalir berpusat di Pakistan. Jarigan Al qaedah sendiri masih sebuah misteri, masing-masing anggota jarang yang saling mengenal. Komunikasi antar kelompok, dilakukan melalui kurir. Dengan memburu para kurir ini, CIA berharap bisa mendeteksi tempat persembunyian Osama bin Laden. Dari beberapa interogasi terhadap para tersangka teroris, keluarlah nama Abu ahmed yang diyakini sebagai kurir pembawa “pesan operasi” dari Osama ke semua jaringan Al qaedah diseluruh dunia. 
  
Perburuan Abu ahmed menemui jalan buntu. Di saat semua konsentrasi ke arah Abu Ahmed, Al qaedah berhasil melakukan serangan ke obyek-obyek vital seperti London, central park, termasuk hotel JW marriot di Islamabad (2008) tempat Maya & rekannya Jessica makan malam. Titik puncaknya saat Jessica rekan maya menjadi korban bom bunuh diri dari seorang informan Abu Ahmed. Sialnya lagi, kejadian ini persis terjadi di tengah camp militer Amerika di Pakistan. Pantas saja kejadian ini jadi olok-olok terbesar, Amerika yang seharusnya dalam posisi memburu, justru seperti takluk oleh serangan balik Osama. CIA makin menemui jalan buntu, saat seorang saksi di Arab Saudi mengatakan Abu ahmed yang ada dalam foto yang disebar CIA telah lama meninggal.
   
From Abu ahmed to Ibrahim sayyed
Dari titik terendah ini, Maya menemukan petunjuk baru. Bahwa Abu ahmed yang mereka cari adalah nama dari 8 bersaudara, yang bermuka mirip, Sialnya lagi foto yang mereka sebar adalah bukan orang yang mereka cari. Salah satu keluarga Abu ahmed, yang mereka cari bernama asli Ibrahim sayyed. Pelacakan rekam suara telephone keluarga Ibrahim sayyed, mengarahkan Maya pada suatu daerah di Pakistan yang selama ini memang tidak pernah dijangkau oleh intelejen Amerika, Rawapindhi.
  
Di saat Maya menemukan titik terang, CIA justru mulai meragu. CIA bahkan mulai ragu bahwa Osama bin laden itu adalah tokoh nyata, karena sudah 4 tahun tak ada orang yang diketahui berbicara dengannya. Mereka curiga bahwa nama Osama bin Laden adalah pengalihan operasi militer Al-Qaedah yang sesungguhnya. Dengan berbagai cara Maya akhirnya berhasil merubah keputusan kepala CIA, dan mulai memata-matai Ibrahim sayyed.
    
Operasi militer penangkapan Osama
Misi memata-matai Ibrahim sayyed mendapatkan hasil, dia sering kali diketahui memasuki sebuah rumah misterius. Rumah besar dengan tembok bagaikan benteng tetapi tidak memiliki jaringan telephone ataupun internet. Pengamatan dari satelit selama lebih dari 3 bulan tak kunjung bisa memutuskan CIA untuk segera menyerang rumah itu, karena tak ada tanda – tanda keberadaan Osama bin laden, hingga akhirnya pada mei 2011 penyerangan itu dilakukan.
   
Penyerangan menjadi puncak dari bagaimana film ini dibuat detail bagaikan sebuah laporan suatu operasi militer. Saya katakan seperti sebuah laporan, karena manusia-tokoh karakter digambarkan tanpa emosi humanis, bahkan hampir tak digambarkan punya kehidupan pribadi selain operasi penangkapan Osama bin Laden ini. Saya sendiri yang biasa nyinyir melihat film yang mengabaikan perasaan, harus takluk pada pakem Katheryn bigelow (sutradara) dan Mark buol (screen writer) tanpa bisa mengatakan film ini jelek. Hal ini membuat semua scene sadis saat interogasi,  berikut penyerangan di markas Osama, membuat kita terlupa bahwa yang mereka tangani itu adalah manusia.
   
Jessica chastain
Bintang dari Zero dark thirty adalah Jessica Chastain sebagai Maya. Di sini, kita bisa melihat transformasinya dari seorang officer muda yang canggung dan begidik saat menginterogasi tawanan, berubah menjadi seekor singa lapar yang tak mau terdistraksi apapun dari buruannya. Aksi interogasinya berbuah demonstrasi anti amerika , hingga dia masuk daftar hitam orang yang harus dibunuh. Rentetean tembakan yang diarahkan ke mobilnya di depan kedutaan, tak membuatnya surut dari upayanya mendapatkan "buruannya". Tak salah jika Seth McFarlane (host Oscar) mengatakan film ini dikhususkan untuk semua wanita yang tak mau melepas “buruannya”.
    
Saya ragu film ini bisa dinikmati semua orang, bahkan film ini malah makin meningkatkan gelombang anti Amerika. Apakah ini propaganda Amerika? Apakah benar ini sebuah laporan militer? Jangan sinis dulu, yang pasti Pemerintah Amerika sudah menyatakan apa yang digambarkan film ini tidak benar. Bagi saya, karakter Maya memburu buruannya lebih menarik, dari pada debat kebenaran operasi militer itu sendiri. Toh film ini masuk kategori fiksi, bukan film dokumenter apalagi sebuah jurnalis. Bagi saya, Zero dark thirty is just another The Hurt Locker

Nilai : 3 dari nilai Max 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar