Untuk anda yang belum melihat
film Cabin in the wood, saya sarankan untuk tidak membaca review film ini jika
anda berniat mendapatkan sensasi menonton yang lebih seru.
5 orang mahasiswa, Dana polk (Kristen
Connolly), Holden Mc Crea(Jesse williams), Martiy mikalski (Fran kranz), si
blonde Jules louden (Anna Hutchison) & pacarnya si atlet Curt Vaughan (Chris
hermsworth), berlibur di sebuah rumah kecil milik sepupu curt di tengah hutan.
Tak disangka rumah kecil ini menyimpan banyak misteri mulai dari keberadaan “ruang
interogasi”, kamar penyiksaan, dengan sebuah buku misterius. Sebenarnya mereka
sendiri juga sudah mulai merasakan keanehan perubahan sikap diantara mereka.
Hingga sebuah buku misterius membangkitkan zombie dan monster – monster di
sana. Alhasil 5 remaja ini pontang panting menghadapi segerombolan pembunuh haus
darah mulai dari zombie, (mirip) Freddie kruger, (mirip) Jason, dan (mirip)
pembunuh-pembunuh dari film thriller lainnya. Bisa ditebak jalan ceritanya?
Sekilas ceritanya memang terlihat
klise, tentang 5 remaja yang terbunuh satu persatu oleh monster haus darah. Bedanya
mungkin pembunuhnya lebih lengkap, plus kehidupan mereka dibuat ala film the
Truman show. Pararel dengan kisah horror 5 remaja ini, diceritakan hiruk pikuk
suatu tim menjalankan sebuah operasi mengawasi 5 remaja ini, sambil mengirimkan
monster-monster, menyebarkan gas beracun yang mempengaruhi hormon, hingga
menjaga mereka tetap ada di dalam hutan itu. Hingga sebuah kesalahan kecil dilakukan, dan
bencana itu terjadi. Yang pasti di ending film saya hanya bisa melongo seraya
berucap : “What the hell is that?”
Jika film ini diibaratkan sebuah
hubungan sexual, maka film Cabin in the woods adalah jenis sex yang
menghasilkan orgasme G spot (hahahaha kok aku jadi sok tahu banget sih soal
ini). Film ini memberikan pemanasan yang membawa kita merasakan orgasme-orgasme
kecil dan mengiring kita menuju orgasme utamanya. Setiap merasakan satu
orgasme, dan merasa bahwa sajian utama telah diberikan, film ini malah
memberikan sentuhan lain yang lebih bersensasi & menghasilkan orgasme yang berbeda
dan bisa dikata lebih dahsyat (tapi kadang agak lebay juga).
Pujian layak diberikan untuk duet Drew goddard
& Josh wheddon (yang juga berduet menghasilkan serial Buffy; the vampire
slayer) sebagai sutradara, penulis scenario, & produser yang menghasilkan
tim yang bisa menghasilkan cerita yang tak tertebak. Untuk cast? Tak buruk ,
tetapi film ini sepertinya hanya berkonsentrasi pada alur. Cukup segar saat
Sigourney weaver muncul di akhir cerita, menambah deretan kejutan manis pada
film ini Bisa dikatakan Film Cabin in the wood adalah salah satu film horror thriller
terbaik satu decade ini.
BAYAR PAKAI OVO GO-PAY PULSA XL = AXIS = TELKOMSEL
BalasHapus|| POKER | DOMINOQQ | CEME | CAPSA | SAKONG||
Merdeka Deposit Min Rp.50.000 Bonus 4.500 || Merdeka Deposit Min Rp.100.000 Bonus 8.000
Merdeka Deposit Min Rp.200.000 Bonus 17.000 || Merdeka Deposit Min Rp.500.000 Bonus 45.000
WhastApp : 0812-9608-9061