Diceritakan 2 orang sahabat Laura
& Marsha yang melakukan perjalanan ke Eropa. Marsha (Adini wirasti) seorang
wanita single, yang ingin pergi ke
Eropa, untuk merayakan kepergian ibunya. Marsha yang juga penulis buku traveler
ini membujuk sahabatnya Laura, untuk menemaninya pergi ke Eropa. Laura (Prisia
nasution) adalah ibu seorang anak yang ditinggal pergi suaminya. Dia tak tahu
kemana suaminya pergi, kecuali sepucuk kartu pos yang dikirimkan dari Verona.
Awalnya dia menolak ajakan Marsha, tetapi sebuah kecelakaan membuatnya sadar,
tidak ada waktu untuk menunda kepergiannya ke Eropa.
Laura yang bersifat kaku pada
jadwal perjalanan yang disusun bersama, bertolak belakang dengan Marsha yang
cenderung free spirit, dan ingin
mencoba apapun yang dilihatnya. Marsha yang menikmati setiap langkah, berbeda
dengan Laura yang selalu mengkhawatirkan apapun, membuat keduanya sering
berselisih pendapat. Hmm… saya beri tips ya: pergi traveling berdua itu
menyenangkan, tetapi pergi traveling bersama orang yang punya tujuan dan gaya
traveling yang jauh berbeda (walaupun itu sahabat) itu namanya penyiksaan. Jika alasannya kamu memerlukan
teman sharing biaya perjalanan, setidaknya kalian tak perlu kemana – mana pergi
bersama-sama. Pilih titik point dan waktu
untuk bertemu, dan jalan – jalanlah masing - masing tanpa perlu saling
memaksakan tujuan satu sama lainnya.
Laura makin frustasi melihat
kelakuan Marsha yang makin seenaknya sendiri, Marsha menghabiskan semua uangnya
untuk membeli cincin, memberi tumpangan kepada pria asing yang justru
membuat mereka tersasar. Puncaknya, Laura & Marsha kehilangan segalanya.
Mereka hidup di tempat asing tanpa punya kendaraan, uang, bahkan paspor. Mereka
makan dengan mencuri, dan tidur di bangunan kosong. Keadaan sulit, menyulut
emosi mereka berdua hingga terjadi pertengkaran yang membuka agenda rahasia
tujuan perjalanan mereka.
Sebagai film perjalanan, Laura & Marsha lebih berhasil membidik orang – orang yang mereka temui selama perjalanan dan
kebiasaaannya dari pada menghadirkan sebuah landscape yang indah. Pesan yang
diberikan Laura dan marsha bahwa : “perjalanan akan membuat kita bisa makin
mengenali kepribadian/hidup orang lain”, sebenarnya sudah pas disampaikan,
tetapi saya sudah kadung tidak menyukai karakter Laura dan Marsha. Ketidakberesan persahabatan antara mereka
bedua, serta masalah hidup masing – masing sebenarnya dijawab dengan manis di
ending film ini, tetapi saya sudah cukup jenuh mendengar kedua orang ini
mengomel tak penting sepanjang film, sampai saya perlu memberikan tips untuk
mereka berdua di atas. Uniknya lagi, film ini merasa perlu menciptakan alasan untuk Laura
mau pergi ke Eropa tetapi membiarkan Laura tak pergi ke kantor Polisi saat
paspornya hilang? Lalu bagaimana mereka bisa pergi dari Jerman ke Italia tanpa
paspor?
Nilai : 2 dari nilai Max 5