Poster film ini simple tapi menyampaikan keseluruhan film |
Kemampuan filmmaker Thailand untuk membuat horror sudah tidak perlu diragukan
lagi, Bahkan Hollywood sudah membuat remake
film horror Thailand. Untuk genre drama – komedi sebenarnya film Thailand
tak jauh beda dengan Indonesia, walau akhir-akhir ini mereka sudah mulai
menunjukan tajinya seperti di film Bangkok love story, hello stranger, seven
something, dll. Bagaimana jika mereka mengkolaborasikan horror – komedi ?, hasilnya
= film Pee mak sebuah box office sepanjang masa!
Pee mak bercerita tentang seorang
pemuda bernama Mak (Mario maurer) dengan 4 sahabatnya yang absurd dan super
duper aneh bernama Ter, Aye, Puak dan Sin (please jangan nanya nama panjang
mereka, apalagi nama asli…. Susah banget nulis & membacanya). Mereka berusaha
menyelamatkan diri dari medan perang, untuk kembali ke rumah, Hingga mereka
harus mengantarkan Mak ke istrinya bernama Mae Nak (Daveka hoorne). Rumah Mak
ada di sebuah desa terpencil yang dijangkau oleh sebuah sungai. Memasuki desa
ini, 5 pemuda ini mulai merasa ada yang aneh, dimana kondisi desa yang sunyi
senyap bagaikan desa mati, dan penduduk yang mereka temui pun ketakutan luar
biasa.
Akhirnya Mak bisa bertemu dengan Mae
Nak, istrinya yang ternyata sudah melahirkan bayi laki-laki. Untuk sementara,
sampai perang reda 4 sahabat Mak tinggal di seberang rumah Mak-Nak yang
dipisahkan sebuah sungai. Cerita lalu bergulir saat 4 sahabat Mak menemukan alasan
ketakutan penduduk desa adalah bahwa istri Mak & anaknya adalah seorang
hantu!. Cinta Mak ke istri dan anaknya membuat 4 sahabat ini harus memutar otak
untuk menyadarkan Mak siapa istri & anaknya sesungguhnya. Itupun mereka
lakukan dengan cara kucing-kucingan menghindari Nak yang bisa membunuh mereka
semua.
juga ada adegan pemuka agama mengusir hantu |
Dasar absurd, upaya 4 sekawan sahabata
Mak ini justru berujung pada pertanyaan siapa hantu yang sebenarnya dari mereka
semua. Sebuah upaya pencarian & pengambilan solusi yang bodoh dan absurd ini
menghasilkan perpaduan rasa horror yang mengocok perut. (sumpah lucu bgt!)
Film Pee mak adalah parodi film
horror dari legenda setan Thailand Nang Nak (semacam kuntilanak/sundel
bolongnya Indonesia). Awalnya komedi, cerita & horror film ini sulit saya
katakan istimewa. Bukankah film Indonesia juga selalu membuat film horror yang
dicampur komedi bodoh, lalu istimewanya film pee mak ada dimana? Biar penilaian
saya berimbang, saya lalu mencoba studi banding dengan film horror-komedi
terlaris Indonesia tahun lalu berjudul Nenek Gayung & Kakek cangkul, Hasilnya?
….OH MY GOD kualitas horror Indonesia telah jauh terbelakang.
Nenek gayung & Kakek cangkul |
Produser horror Indonesia seperti hanya
berorientasi “untung” dengan mencampurkan semua genre laris (horror – komedi-
drama romantic) dengan resep “pokoknya”. Ya pokoknya setan harus keluar tiap 5
menit, pokoknya harus ada adegan konyol entah itu olok-olokan fisik yang sudah
basi dan mentertawakan orang yang jatuh, pokoknya harus ada adegan romantis
dengan seorang cewek berdada besar dan nanti harus ada adegan tragisnya entah
harus berkorelasi atau tidak.
Hasilnya? Tiap lihat setan saya
jadi tertawa terbahak-bahak, saya jadi ketakutan saat melihat adegan orang menangis, dan ngeri tiap melihat adegan
komedi. Adegan romantic? Saya jadi horni #eh… keputusan saya tepat tuk antipati
duluan, setiap melihat ada film Indonesia bergenre tak fokus ini… Efek selepas menonton film Nenek
gayung & Kakek cangkul, membuat film Pee Mak terasa istimew.
Dari segi horror, Pee mak
menakuti dari suasana yang dibangun, mereka membangun setting desa (yang sebenarnya cukup sederhana), lengkap dengan
pasar malam yang menambah kental suasana mencekam ala film sleepy hollow. Dengan
setting seperti ini, sang hantu tak perlu susah –susah untuk berkeliling bawa
tiker, gayung & cangkul, atau berdandan maksi dengan baju dengan isi tumpah ruah lalu berubah mengerikan (hehehehe you know what I mean) untuk menakuti penonton,
hantu di film Pee Mak cukup menakuti dengan tatapan dingin
Dari segi komedi, walau masih berputar pada komedi bodoh dan slapstick, tetapi sang penulis
dan sutradara bisa membuatnya tampil pas tanpa menurunkan kualitas cerita utama
apalagi sampai menurunkan wibawa hantunya. Coba bandingkan dengan wibawa hantu
nenek gayung memandikan korbannya … ups!.
Mungkin kunci keberhasilan komedi
film ini adalah mereka juga mentertawakan pola umum film horror, film komedi
ataupun film pop lainnya. Simak saat mereka protes selalu ada petir menyambar
saat mereka menemukan fakta baru, atau simak saat mereka mempertanyakan mengapa mereka tampil konyol atau simak saat mereka mempertanyakan mengapa saat Mak &
Nak saling menyebut nama satu sama lain saat akan dipisahkan, atau simak
permintaan Mak ke istrinya untuk tidak tampil menakutkan jika mereka tinggal
bersama nanti, atau bagaimana mereka mengkritisi tak cocoknya film Hollywood untuk
kehidupan keseharian mereka (cukup absurd tapi lucu, saat film bersetting jaman
lampau, tetapi mereka bisa mentertawakan Tom cruise, 300, dll).
Mak & Mae Nak |
Dari segi romantic & drama…. Kebodohan
komedi & kengerian tak membuat drama di film ini rusak, walau chemistry 2
peran utamanya (Mario & Daveka) kurang terjalin. Setting horror desa tempat
tinggal Mak & Nak, justru berubah menjadi suatu tempat romantis saat mereka
berbicara masa depan mereka. Komedi absurd yang ditampilkan mereka ini tidak
membuat mereka melupakan faktor “down to earth”. Scene perpisahan Mak &
Mae Nak membuat penonton yang duduk dibangku sebelah saya sampai menangis
tersedu-sedu (Ibu saya juga suka nangis kalo nonton sinetron).
Siapa orang dibalik layar film Pee mak ?
Ada Banjong shutitanakun yang duduk di kursi sutradara, dia
menyutradarai film Shutter & Alone lalu ada rumah produksi GTH yang juga
gudangnya penghasil film tak biasa seperti Ladda land & The countdown. Bagi
yang sudah menikmati film-film itu, pasti setuju ini adalah sebuah kolaborasi
dahsyat!
Note : Selama film akan ada pemandangan
mengaggu, dimana seluruh pemain menghitamkan giginya. Itu adalah kebiasaan
orang Thailand pedalaman yang mengunyah buah pinang. KONON kebiasaan ini
dilakukan agar gigi mereka lebih kuat (seperti mengunyah daun sirih di
Indonesia), sekaligus membedakan mereka dengan hantu yang katanya selalu bergigi
putih, tapi hantu di film ini bergigi hitam juga ... hmm
Nilai : 2,5 dari nilai max 5